Ridyawati

Lewat Seni Bersama Meraih Impian Berinovasi Untuk Terus Berkarya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kami Hanyalah Saudara Se-ibu
Dok.Pri

Kami Hanyalah Saudara Se-ibu

Hari ini, 25 Desember hari yang bahagia untuk Neni, kakak Perempuan Nia. Kebiasaan sebelum ibu tiada adalah berkunjung ke rumahnya dengan membawa kue tart buatan sendiri. Saat ini kebiasaan itu masih dilakukan Nia,

[Mbak...di rumah nggak?]

[Masih di jalan, tiga puluh menit ya]

[Okey, aku ke pasar dulu aja ya. Mau dibawakan apa mbak?]

[Udach beres] jawab Neni berbalas whatsapp dengan Nia.

Segera Nia dan Rani gadis mungilnya meluncur manis mencari bubur ayam kesukaan kakaknya. Tak berapa lama sampailah di rumah Neni yang asri, di pojok perumahan Calista.

Sambutan si Dora riuh sekali, seheboh jeritan Rani.

"No, sit down" kata Nia sambil mengacungkan telunjuk jarinya.

Dora, yang bertuankan orang Amrik memang sementara ini berada di rumah Neni, karena sang pemilik pulang ke rumahnya.

Tak lama kemudian sang kakak keluar dari kendaraan roda empat berwarna putih.

"Bude...Dora nakal" jerit Rani sambil memeluk Neni,

"Ish..baju bude kotor, mau ganti dulu"

"Nggak mau, Dora masukin dulu biar sama Milo"

"Iya bentar, lepasin dulu tangannya dong"

Sejenak diurainya pelukan Rani berganti dengan jari bude tergenggam erat.

Dora ..let's go back" kata Neni, Sang kakak Nia,

Pelan dengan ekor yang terlipat, dorapun beranjak ke belakang,

"Bude, nggak berantem tuh sama milo"

"Nggak, mereka sudah akur kok, walaupun beda jenis, seperti kita" jawab bude sambil tertawa,

"Ih bude masak Rani disamakan Dora"

"Jangan ngambek dulu anak cantik, sini duduk" tepuk kursi bantal disamping Neni,

Rani dengan senyum termanisnya mengikuti perintah bude,

"Keponakan bude tahu khan kalau bude sama ibumu saudara kandung?"

"Tahu, bahkan ngerti kok bude kalau beda ayah"

"Nah, bagaimana menurutmu?"

"Akur saja nggak pernah berantem"

"Nah itulah bude dan ibumu, walaupun kami baru diberitahu saat usia sudah dewasa tetapi tak ada masalah yang timbul, kami berdua saling menerima, tak mempermasalahkan kenapa orang tua kami berpisah.

Bagi kami itu urusan orang tua. Begitu juga dengan keyakinan" jawab Neni bijak,

"Mbak, ayo makan dulu, udach siap nih" seru Nia,

"Yuk" hela Neni pelan sambil menggamit lengan Rani.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post