Belum surut air mata ini karena kehilangan salah satu sahabat, tetiba datang berita yang sangat mengejutkan.

Berkali-kali berusaha menolak kebenaran hingga tumbuh rasa ketidakpercayaan.

Kami baru saja melaksanakan do'a bersama untuk kepulangan Bu Bendum, Goning, kini hati ini tersentak dengan berita yang dibawa oleh sang kolonel, mas Ari.

Ketika hendak beranjak ke masjid, tetiba berita dari mas Ari untuk mencari kebenaran berita yang diterimanya. Dan ternyata...

Innalilahi wa innailahirojiun, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali.

Ucapan bela sungkawa terus mengalir tak henti. Salah satu sahabat juga merasakan, bila biasanya senantiasa menyapa dengan bahasa jawa bahkan bercanda bebas melalui WhatsApp. Sejak hari senin sudah tak ada candaannya.

Begitu juga senior yang merasa pernah menjadi tetangga, bahkan sahabat adik-adiknya.

Akupun juga merasakannya, sang istri satu angkatan ketika meraih baret ungu, sang suami juga bertetangga denganku. Ach...rasanya tak percaya.

Joko Rustanto, kau tinggalkan Titi Wulan Purna, sang belahan jiwa, buah hatimu dan keluarga untuk menuju alam keabadian. Gagal ginjal membuat dirimu menerima undangan dari yang kuasa. Namun kami sangat yakin tak akan kau rasakan lagi sakitmu.

Selamat jalan kawan, sahabat, senior, yunior 902. Kami akan selalu mengenang semua kebaikanmu saat masih kuliah maupun terpisah.

Walau tujuan kita sama, namun kehilangan sangat terasa.