Mentho, Kudapan Istimewa nan Sederhana
“Bu, ayo keburu ditinggal teman lho!” seru bu Ati,
“Iya bentar, katanya nunggu yang baru maksi” jawabku,
“Nanti mau nyusul, itu udah ada yang nunggu”
“Okey, aku jalan dulu ya bu. Beli bensin” bisikku sambil tersenyum,
Hari ini kami berencana mengunjungi salah satu teman yang baru melahirkan, mbak Nurul. Ibu muda manis dan ramah ini baru saja diberi amanah dari yang kuasa adik bayi perempuan.
Tak berselang lama sampailah di rumahnya yang asri. Kehebohan mulai berlangsung. Awalnya hanya bisik-bisik takut bila dedeknya bangun, saat tahu tak mengusik ketenangangannya maka jangan ditanya suara mulai terdengar nyaring. Seolah berbulan-bulan tak bersua.
Keasyikan bercerita terjeda sesaat ketika berbagai macam makanan dibawa oleh Rama, sang suami.
“Mangga bu, dinikmati mumpung ada yang masih hangat” katanya,
Kulirik beberapa makanan yang tersaji, kucari kudapan atau makanan ringan yang dimaksud oleh Rama,
“Ini apa ya bu?” tanyaku lirih,
“Mentho bu”
“Mosok bentuknya begini” sahutku tak percaya,
“Coba aja di buka bu”
Kuambil satu dan bersegera kulepas biting atau lidi yang dipotong kecil sebagai pengikat daun agar tak terlepas.
Mata ini terbelalak ketika daun pisang sudah terbuka, didalamnya masih terbungkus adonan.
“Ssst...isinya apa bu? Pedas nggak?” tanyaku beruntun,
“Dibagi dua bu nanti akan tahu isiannya” jawab Bu Ati tersenyum,
Saat aku menuruti perintahnya, terlihat potongan kecil dari wortel dan taoge. Hm...rasanya enak juga. Kucoba juga kulit pembungkus, seperti kulit lumpia tetapi agak tebal, gurih.
“Bagaimana bu? Udah nggak penasaran lagi?”
Aku hanya tersenyum saja, bungkus daun hijau yang tak terlalu besar dan tidak mengenyangkan membuatku timbul rasa penasaran bagaimana cara membuatnya.
“Ini bahannya apa aja bu?” tanyaku,
“Ehm...mau mencoba ya?”
“Wk..siapa tahu aku bisa, sulit nggak?”
“Tidak. Kunci utamanya hanya sabar aja “ celetuk Bu Erni,
Bu Erni memang jago memasak, maklumlah beliau memiliki tiga anak laki yang cukup unik. Mereka tak hobi jajan di luar rumah, setiap hari yang ditunggu adalah makanan yang dibuat oleh ibunya.
Bahan kulit mentho cuma gandum, bawang putih sama garam. Adonan yang dibuat hampir mirip saat membuat kulit lumpia bedanya hanya agak tebal. Bila tipis tak dapat membungkus sayuran didalamnya bahkan kulit dapat sobek.
Untuk isian dari mentho ini biasanya terdiri dari irisan wortel dan kecambah. Apabila ingin variasi tambahan dapat diisi sesuai selera. Bawang putih dan garam menjadi bumbu utama dalam pembuatan kulit berikut isinya.
Kulit mentho yang sudah jadi dan sudah terisi dengan sayuran kemudian dibungkus dengan daun pisang. Langkah berikutnya dikukus dalam dandang.
Mentho ini akan terasa nikmat bila dimakan dalam keadaan hangat. Jajanan khas dari ambarawa beberapa kali kutemui saat ada orang yang sedang melaksanakan hajad pernikahan. Dengan dua atau tiga kali gigitan tak membuat kenyang dalam perut. Namun ini adalah makanan yang sehat dan murah tetapi bergizi.
Bagaimana? Ternyata mudah membuatnya bukan dan diluaran sana seribu rupah harga perbungkusnya, murah khan? Yuk datang saja ke pasar Gamblok Ambarawa setiap sore hari di ujung jalan terdapat satu penjual disana.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar