Rien Suwarna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pejuang Subuh di Angkot
http://correnet.blogspot.com/2014/09/de-ranch-lembang-bandung-minggu-kemarin.html

Pejuang Subuh di Angkot

Pejuang Subuh di Angkot

Oleh : Ririn Riyani

(Peserta Sagu Sabu Cikarang)

Saat motor-motor sudah membanjiri negeri ini, dan kendaraan pribadi sudah memenuhi jalanan. Saya masih tetap menggunakan angkutan umum. Terlalu besar rasa takut saya sehingga sampai saat ini saya belum berani belajar mengendarai motor atau mobil. Dan kendaraan umum menjadi teman saya sehari-hari untuk melakukan aktivitas saya.

Dari tahun 2002 sampai pertengahan 2014 adalah saat saya benar-benar kenyang di jalanan. Tahun 2002 saya mulai mendapat SK mengajar di sebuah Madrasah di daerah Ciparay Bandung Selatan yang jaraknya 32 Km dari rumah. Rumah saya di Lembang, Bandung utara sekolah saya di Bandung selatan. Untuk mencapai sekolah tempat saya mengajar sedikitnya 3 kali naik kendaraan umum, kadang agar cepat bisa lebih dari 3 kali naik turun angkot, istilah kendaraan umum di Bandung.

Keseharian saya di tahun-tahun itu, selepas shalat Subuh saya sudah pamit ke Ibu saya. Sambil di temani bintang-bintang yang akan tenggelam saya mulai menunggu angkot saya yang pertama. Angkot jurusan Lembang-Stasiun atau Lembang-Ciroyom itu yang pertama saya naiki, angkotnya cukup besar modifikasi dari Mitsubishi L300 atau biasa dipanggil mobil colt. Angkutan kota ini muat lebih banyak penumpang di bandingkan angkot yang lain, tengahnya lebar muat sekitar 2 karung sayuran. Karung-karung sayuran memang sering menjadi teman perjalanan pertama saya, karung-karung itu di bawa oleh Ibu-ibu pejuang subuh yang pulang dari pasar. Ibu bangsa pejuang subuh adalah Ibu-Ibu pemilik warung yang belanja untuk warungnya, biasanya hasil shopingnya berupa 1 karung kadang lebih, 1 tas belanjaan, dan 1 kresek tahu yang disimpan di bawah jok.

Selama perjalanan saya hanya menjadi pendengar setia percakapan mereka, obrolan mereka obrolan yang sederhana dan seringnya lucu-lucu. Saya sering ikut tersenyum saat mereka bercanda biasanya menggoda salah satu Ibu yang paling lucu, paling cerewet, atau yang latah. Udara dingin kota Lembang yang kisaran 160C tidak terasa tertutupi hangatnya obrolan mereka. Saat bersama mereka gadget saya simpan,karena saya malu kepada Ibu-Ibu pejuang tersebut tidak ada yang memegang gadget. Keseruan perbincangan mereka kadang lebih seru dari stand up comedy yang saya tonton di you tube. Bersama mereka di perjalanan rasanya seperti mendapatkan suplemen semangat untuk mengawali hari saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perjuangan yang luar biasa...semangat berjuang dan teruslah berkarya ...salam kenal

13 Nov
Balas

Keren Bu Ririn

13 Nov
Balas

Perjuangan seorang guru untuk mencerdaskan anak bangsa yang hebat. Semangat..... semoga sehat dan sukses selalu

13 Nov
Balas



search

New Post