
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Korban Pesawat Sriwijaya Air?
Oleh : Rifni Hayati
Banyak musibah atau bencana yang melanda negara kita tercinta ini. Gempa bumi, gunung meletus, banjir, pesawat jatuh, ledakan bom dan lain sebagainya. Saat bencana terjadi, tak sedikit memakan korban jiwa dan harta benda. Korban jiwa tersebut perlu diidentifikasi oleh Tim DVI.
Tragedi musibah jatuhnya peseta Sriwijaya Air JT 182 pada Sabtu tanggal 9 Januari 2020 kemarin menjadi pembicaraan banyak orang di dunia maya ataupun di dunia nyata. Salah satu yang sering disebut-sebut dan berperan adalah Tim DVI. Mereka terdiri dari orang-orang dengan profesi tertentu yang sangat berperan melakukan identifikasi para korban. Biasanya Tim DVI terdiri dari dokter spesialis forensik, dokter gigi, ahli anthropology, dan anggota dari pihak kepolisian.
Apa itu DVI?
DVI adalah singkatan dari Disaster Victim Investigation. Sejak tahun 1999, Kementerian kesehatan bersama Kepolisian RI telah membentuk TIM DVI Indonesia yang terdiri dari TIM DVI Nasional, Tim DVI Regional dan Tim DVI Provinsi. Tugas DVI Nasional adalah membina dan mengkoordinasikan semua usaha serta kegiatan identifikasi, sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku secara nasional maupun internasional.
Tugas utama Tim DVI ini adalah melakukan prosedur yang telah ditentukan untuk mengidentifikasi korban meninggal secara ilmiah dalam sebuah insiden atau bencana berdasarkan protokol Interpol. Prosedur ini merupakan proses yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat dan hukum.
Identifikasi korban memang mutlak dilakukan untuk menentukan secara hukum apakah seseorang masih hidup atau telah meninggal. Hal ini berhubungan dengan santunan, warisan, asuransi jiwa, hak pensiun, atau kemungkinan menikah lagi bagi pasangan yang ditinggalkan dan membantu polisi dalam rangka proses penyelidikan peritiwa yang terjadi.
Dasar primer identifikasi yang digunakan oleh Tim DVI adalah: sidik jari/fingerprint. Hasil pemeriksaan gigi geligi/ dental record dan pemeriksaan DNA. Sedangkan dasar sekunder dapat menggunakan data sekunder yang ada dan barang kepemilikan /property korban.
Pihak Sriwijaya air telah membentuk Posko Pengamanan “Crisis Center” di Bandara Soetta yang dibuka selama 24 jam. Melalui posko ini, keluarga korban penumpang pesawat Sriwijaya Air JT-182 dapat bertanya dan memperoleh informasi tentang keluarga mereka.
Apa itu Ante Mortem dan Post Mortem ?
Untuk mengidentifikasi korban musibah Sriwijaya Air yang jatuh di daerah Kepulauan Seribu tersebut, maka Tim DVI mengumpulkan data Ante Mortem dan Post Mortem. Ante Mortem adalah data sebelum korban meninggal. Biasanya, data ante mortem didapat dari pihak keluarga, meliputi penampilan atau visual korban sebelum mengalami kecelakaan. Ante mortem bisa meliputi pakaian yang dikenakan, perhiasan, aksesoris, tanda lahir, tato, bekas luka, serta sampel DNA dari anggota keluarga kandung.
Ante mortem juga meliputi data primer, yaitu sidik jari korban dan data pemeriksaan gigi. Maka dari itu, anggota keluarga diwajibkan membawa dokumen lengkap untuk membantu pengumpulan data ante mortem, misalnya ijazah atau KTP untuk pemeriksaan sidik jari. Disarankan juga membawa foto korban yang tersenyum menunjukkan struktur gigi depan.
Setelah keluarga korban menyerahkan data Ante Mortem, maka Tim DVI akan mencocokkan data tersebut dengan data Post Mortem. Data Post Mortem adalah yang didapat dari tubuh korban. Post mortem meliputi sidik jari, golongan darah, DNA, serta konstruksi gigi. Foto diri korban beserta pakaian atau barang yang melekat saat ditemukan juga termasuk dalam data post mortem.
Proses pencocokan dilakukan setelah mendapatkan data ante mortem dan post mortem secara lengkap. Jika kedua data tersebut saling cocok, maka korban akan dinyatakan teridentifikasi. Selanjutnya, tim akan menyerahkan tubuh korban kecelakaan ke anggota keluarga. Pemeriksaan post mortem juga dikenal dengan istilah proses otopsi. Pada beberapa kasus kematian, termasuk kecelakaan massal, proses otopsi perlu dilakukan untuk mengetahui dan memastikan identitas korban.
Berita yang disampaikan oleh Tribunews.com adalah bahwa sampai hari ini ( Selasa 12 Januari 2021), Tim DVI Indonesia telah berhasil mengidentifikasi tiga korban pesawat. Nama korban yang diidentifikasi juga sesuai dengan daftar manifest atau penumpang pesawat yang terdaftar. Data yang dipakai Tim DVI adalah sidik jari ketiga korban tersebut yang dicocokkan dengan e-KTP korban yang mengungkap adanya 12 titik kesamaan.
Demikian cara identifikasi korban yang sampai saat ini masih berlanjut. Tim Basarnas masih terus melakukan pencarian korban di lokasi peraian Kepulauan seribu. Semua tubuh korban yang ditemukan langsung diserahkan ke Tim DVI untuk diidentifikasi. Semoga Tim Basarnas dan DVI dapat melakukan tugasnya dengan baik sampai seluruh korban teridentifikasi. Ilmu dan teknologi sangat membantu pekerjaan identifikasi ini agar nama-nama korban mempunyai status yang jelas.
Sumber tulisan:
- http://www.interpol.int/INTERPOL-exp.../Forensics/DVI
- https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/12/tim-dvi-berhasil-identifikasi-3-jenazah-korban-sriwijaya-air-sj-182
====================
Baitii Jannatii
12/01/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereewn... Menewen.. pahamm
Mksh Bu Sari... salam sukses slalu
Ulasannya keren bu Rifni. Informatif
Mksh Bu Reda... prihatin yaa dgn musibah yang terjadi... smg semua segera teridentifikasi
Tulisan mantap keren bu Rifni.Barokallah
Mksh Bu Ida sahabatku... salam semangat literasi
Ulasan yang keren. Terima kasih ilmunya bu.
Sama2 Bu Aria... Mksh sdh mampir ke sini... Salam sehat dan sukses slalu Bu