Hello SpongeBob…
SpongeBob SquarePants adalah serial kartun televisi yang menyedot perhatian penonton dari segala usia. Animasi ini dibuat oleh mantan ahli Biologi laut yang bernama Stephen Hillenburg, yang berkisah tentang petualangan tokoh utama SpongeBob “spons laut” yang berwarna kuning. Dia dikenal sebagai pribadi yang baik, mudah diajak berteman dan optimistik. Latar cerita berlangsung di kota fiksi bawah laut yang bernama “Bikini Bottom”. Pekerjaan SpongeBob adalah koki di rumah makan Krusty Krab. Karakter lainnya selain SpongeBob adalah Patrick Star bintang laut yang merupakan teman baiknya. Ada Mr. Krab, seekor kepiting yang terobsesi dengan uang dan merupakan bos SpongeBob, dan ada Gary seekor siput peliharaan Spongebob. Tulisan ini membahas tokoh utama SpongeBob alias Hewan Spons dari aspek Biologi.
=============================================================================
Hewan spons biasa terdapat pada terumbu karang di taman- taman laut. Indonesia terkenal dengan taman lautnya yang indah. Kita dapat menemukan hewan spons ini jika menyelam sambil menikmati keindahan taman bawah laut di Bunaken, Raja Ampat, atau Laut Banda. Berbeda dengan hewan lainnya, hewan spons memiliki jaringan tubuh yang sederhana, dan banyak lubang kecil sehingga dijuluki hewan berpori. Pori-pori ini digunakan hewan spons untuk memperoleh makanannya. Gerakannya cenderung pasif, karena tumbuhnya menempel pada batu karang atau dasar laut. Dia hanya menunggu plankton yang masuk ke pori-pori tubuhnya untuk di makan. Karena hidupnya menempel dan pasif, banyak orang mengira spons laut adalah tumbuhan. Padahal spons laut ini tidak dapat berfotosintesis.
Pada Kingdom Animalia, hewan spons termasuk filum Porifera. Filum ini sangat primitif dan jaringan tubuhnya sederhana sekali. Hidup pada perairan yang jernih dan dangkal. Porifera berasal dari kata bahasa Latin, porus berarti lubang kecil atau pori dan ferre berarti mempunyai. Jadi porifera diartikan hewan yang memiliki pori pada tubuhnya.vSimetri tubuh bersifat simetri radial dan jaringan tubuh bekerja secara mandiri. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan pembentukan budding ( tunas ). Tunas yang terbentuk akan memisahkan diri dari induknya dan menjadi individu baru, atau bisa juga tetap menempel pada induknya dan hidup berkoloni. Secara seksual, Porifera berkembang dari Zygot hasil peleburan ovum dan spermatozoid, yang membentuk larva berflagel ( Amphiblastula ). Larva tersebut berkembang menjadi porifera yang baru.
Karena merupakan hewan sederhana, Porifera tidak mempunyai sistem gerak. Gerak aktif hanya dilakukan saat dia dalam bentuk larva berflagel. Tubuhnya terdiri dari lapisan ectoderm dan mesoglea. Porifera mendapat makanan dari plankton atau partikel lain yang masuk melalui pori-pori tubuh, lalu sel-sel koanosit akan bertugas sebagai sel pencerna. Makanan yang sudah dicerna diedarkan ke seluruh tubuhnya oleh sel amebosit. Zat sampah sisa metabolisme juga dikeluarkan melalui sel amebosit ini.
Alat pernafasannya berupa sel pinakosit ( bagian luar ) dan sel koanosit ( bagian dalam ). Oksigen yang larut bersama air akan berdifusi ke dalam tubuhnya dan digunakan untuk metabolisme. Pengeluaran karbondioksida juga dilakukan secara difusi. Porifera pada umumnya bersifat hermafrodit ( monoseus ), walaupun ada juga beberapa jenis yang bersifat dioseus.
Berdasarkan tipe saluran air, ada tiga tipe sistem yaitu, Ascon, Sycon, dan Rhagon. Tipe ascon adalah yang paling sederhana, proses pengambilan makanan berlangsung dalam rongga spongoecoel dalam tubuhnya. Tipe Sycon, proses pengambilan makanannya terjadi pada rongga berflagel. Dan tipe Rhagon, pengambilan makanan terjadi pada ruang kecil berflagel di bagian tengah salura. Flagel-flagel itu berasal dari sel koanosit yang melapisi dinding bagian dalam tubuh porifera.
Jika dilihat secara fisik, porifera miripmseperti bunga karang. Rangka tubuhnya terdiri dari serat rangka dengan spikula yang mengandung kalsium karbonat atau silica. Beberapa hewan spons lainnya ada yang menghasilkan serat-serat lentur dari protein dan sponging. Ukuran tubuh hewan spons juga bervariasi. Ada ukuran kecil beberapa sentimeter, tetapi ada yang besar sampai bermeter-meter. Penampakan seperti bongkahan batu ( pola massif ), tegak, pipih melebar dan menempel, kadang bercabang-cabang. Pori-pori yang terdapat di permukaan tubuhnya bermuara pada Spongoesoel, dan berakhir pada lubang Osculum.
Porifera banyak digunakan sebagai spons untuk mandi dan pembersih kaca. Beberapa jenis diperdagangkan untuk menghias aquarium air laut. Ada juga yang digunakan untuk campuran bahan kosmetik. Secara ekologis, Porifera berperan sebagai tempat perlindungan dan makanan hewan di perairan. Ada hewan spons yang menghasilkan senyawa bioaktif, sehingga dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kanker.
Demikianlah sekilas tentang hewan spons yang termasuk ke dalam Filum Porifera. Hewan ini juga dibahas dalam pembelajaran Biologi kelas X pada Kingdom Animalia.
Baitii Jannatii ( 25/02/2020 )
Hari ke-30




Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu
Trims pak Donni... Sukses slalu pak
Mantap Bu
Trims bu Ihat, Selamat yaa... bukunya udh jadi
Bunda Rifni selalu memberi kami pengetahuan baru, keren. Tapi saya kangen juga cerita cerita dengan bhsa Minangnya
Insya Allah... tulisan bahasa Minangnya hari sabtu atau minggu yaa Bu Ros...Apkh ibu jg dari Minang... ?