Riful Hamidah

Sangat mencintai profesi sebagai guru dan termotivasi menjadi Guru Penulis. Saya yakin, guru penulis akan memiliki kesempatan yang lebih banyak menjadi m...

Selengkapnya
Navigasi Web

Alibi si Doi

Betapa girangnya aku ketika mengetahui si Doi tidak terlambat masuk sekolah. Untuk membuatnya senang dan bersemangat rajin sekolah, aku pun memujinya berulang kali dan mengacungkan jempol. Senyum lebar pun kupasang diwajahku. Tak lupa tanganku menepuk-nepuk pundaknya dengan hangat.

Si Doi senyum-senyum kegirangan. Wajahnya malu-malu dan sesekali menyembunyikannya di balik siku lengannya.

"Bagaimana caranya kok sekarang kamu tidak terlambat?" tanyaku

"Yaa, saya bangun lebih pagi Bu," jawab si Doi meyakinkan.

"Bagus," ucapku seraya menghadiahi jempol dan senyum manisku. "Bisa kan kamu mempertahankan terus seperti ini?"tanyaku kemudian.

"Bisa Bu," sahutnya lantang

Aku terharu mendengarnya. Untuk yang ke sekian kali kutepuk-tepuk pundaknya.

Jam istirahat telah selesai. Waktunya pembelajaran berikutnya. Kulihat kelas si Doi gurunya izin karena sakit dan telah memberi tugas.

Si Doi dan beberapa temannya tampak berada di luar kelas. Tentu saja aku segera mengingatkan mereka untuk segera masuk kelas dan mengerjakan tugas.

"Tugasnya sudah selesai, Buuuu," respon mereka seraya masuk kelas.

"Coba saya cek, mana tugas yang sudah selesai," balasku.

Secara bergiliran mereka menunjukkan hasil tugas membuat lukisan di caping.

"Bagus," ucapku.

"La tugas yang membuat slogan mana?" Lanjutku.

"Ini Bu. Mengerjakannya kelompok," jawab salah seorang dari mereka seraya menunjuk kan papan kayu yang bertuliskan slogan.

Aku pun mengacungkan jempol.

"Ayo, mana kelompok yang lain, tugasnya?"

Bergantian mereka menunjukkan hasil tugas kelompok. Ada beberapa yang belum selesai. Aku pun mengingatkan untuk diselesaikan.

Tiba gilirannya aku menghampiri si Doi.

"Mana tugasmu?" tanyaku.

Si Doi cengar-cengir.

"Anu, Bu. Triplek nya ketinggalan di rumah. La saya tadi cepat-cepat berangkat sekolah agar tidak terlambat, lo Bu. Akhirnya kelupaan bawa tripleknya," jawab si Doi beralibi.

Hmmm.., Doi memang tidak kehabisan akal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yg menarik

16 Sep
Balas

Keren ceritanya Bunda

18 Sep
Balas



search

New Post