Riful Hamidah

Sangat mencintai profesi sebagai guru dan termotivasi menjadi Guru Penulis. Saya yakin, guru penulis akan memiliki kesempatan yang lebih banyak menjadi m...

Selengkapnya
Navigasi Web
MISTERI CERMIN TUA DI DESA KKN
https://www.potretnews.com/berita/baca/2017/06/18/misteri-cermin-milik-permaisuri-sultan-siak-yang-dipercaya-dapat-membuat-awet-muda-bagi-yang

MISTERI CERMIN TUA DI DESA KKN

Akhir tahun 1991, sekitar 28 tahun yang lalu. Saat itu saya sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuh desa di wilayah selatan Provinsi Jawa Timur. Saya dan teman-teman saya, berenam kami tinggal di sebuah rumah penduduk milik salah satu Kepala Dusun di desa itu. Sebut saja namanya Pak Sibun. Kebetulan Pak Sibun hanya tinggal berdua bersama istri tercintanya. Ketiga anaknya pergi merantau.

Rumah Pak Sibun berada dalam satu pekarangan dengan rumah almarhum orang tuanya. Bangunan rumah Pak Sibun bagian depan baru saja direhab dan terlihat bagus, meskipun lantainya masih terbuat dari batu bata dan belum dikeramik. Dapurnya masih bangunan lama dan berlantai tanah. Kamar mandinya terpisah dari rumah utama. Sedangkan WC-nya terletak di pojok kebun belakang rumah dengan atap terbuka. Di kanan kirinya banyak ditumbuhi pohon nangka, melinjo, dan beberapa batang pohon pisang. Jika malam hari gelap karena tidak diberi penerang. Jadi saya selalu berdoa agar tidak buang hajat malam hari. Alhamdulillah terkabul. Sedangkan teman saya yang ngalami buang hajat malam hari, ia minta ditemani sambil membawa lampu ublik (lampu minyak).

Sementara itu, rumah almarhum orang tua Pak Sibun cukup menarik perhatian saya. Rumah itu sekarang dihuni oleh adik Pak Sibun. Bentuknya joglo dan merupakan bangunan kuno. Bahkan ada beberapa sisi bangunan yang separo dindingnya masih terbuat dari gedek (anyaman bambu). Rumah itu cukup luas dan tidak banyak dipenuhi perabot. Sama dengan bangunan rumah, beberapa perabot kelihatannya juga kuno. Kursi, almari, dan tempat tidur modelnya klasik. Semuanya terawat dan tampak bersih.

Tanpa terasa KKN kami sudah dapat sebulan. Kaki saya yang sempat keseleo di awal kami datang, juga sudah mulai membaik setelah dicarikan dukun pijat ternama di desa itu. Kami sudah sangat akrab dengan Pak Sibun dan istrinya, juga adiknya. Suami istri itu sudah kami anggap seperti orang tua kami sendiri. Bu Sibun yang pandai memasak, dan selalu menyediakan menu makanan kesukaan kami, membuat kami semakin kerasan tinggal di rumah itu.

Program kerja kelompok kami berjalan lancar dan tak ada kendala yang berarti. Paling sedikit berdebat yang terjadi di antara kami dan itu tidak berlarut-larut. Semuanya baik-baik saja, sampai akhirnya kejadian itu saya alami. Meski tidak seseram kisah KKN di Desa Penari, tapi peristiwa ini membuat saya sangat ketakutan dan terngiang-ngiang hingga sekarang.

Seingat saya, waktu itu hari masih siang dan menjelang Ashar. Hawa di sekitar cukup panas sehingga tidak nyaman untuk tidur bertiga. Ya, di kelompok kami ada 3 mahasiswi dan 4 mahasiswa. Kami bertiga yang mahasiswi tidurnya menjadi satu tempat tidur di sebuah ranjang yang terbuat dari besi. Sedangkan yang mahasiswa tidurnya di kasur yang diletakkan di bawah.

Saya berniat mencari tempat yang agak longgar. Saya tahu ada sebuah kamar di rumah almarhum orang tua Pak Sibun yang letaknya di bagian depan. Kamar itu jarang dihuni tapi kondisinya bersih terawat. Di dalamnya ada sebuah almari kuno yang ada cerminnya serta sebuah dipan (tempat tidur) kuno yang terbuat dari kayu jati. Tidak ada kasur di sana, tetapi hanya sebuah tikar yang terbuat dari daun nipah. Jika jendela kamar terbuka, angin dari arah selatan meniup sejuk ke dalam kamar.

Hmm…saya sudah tidak sabar dan membayangkan betapa nyamannya jika tidur sendirian dan tidak berdesakan. Tanpa pamitan, saya pun bergegas ke sana. Saya memasuki rumah melalui pintu samping yang dibiarkan terbuka. Tampak adik Pak Sibun sedang sibuk di dapur.

“Mbak, saya nunut tidur ya,” ucap saya sambil ngeloyor ke kamar.

“Iya, “ sahut adik Pak Sibun.

Saya membuka kelambu berwarna putih pucat yang digantung di kusen pintu yang tak berdaun. Semilir angin menerpa wajah dan tubuh saya dari arah jendela yang dibiarkan separo terbuka. Benar-benar kamar ini nyaman dan sejuk. Sayapun duduk dibibir dipan (tempat tidur). Perlahan saya merebahkan tubuh dengan telentang. Mata saya menatap ke arah langit-langit kamar. Sesaat kemudian saya memiringkan tubuh. Kali ini pandangan mata saya ke arah cermin yang menempel di almari.

Betapa terkejutnya saya, ketika tahu di sana tidak ada pantulan wajah dan tubuh saya, tapi hanya sebuah sorotan cahaya. Aneh. Saya pandangi terus cermin itu, mungkin wajah saya ketutupan sinar sehingga tidak terlihat. Ternyata masih sama. Pantulan wajah dan tubuh saya tetap tidak terlihat di sana.

Darah saya terkesiap dan jantung saya berdegup kencang. Jujur saya sangat ketakutan. Saya pun berusaha bangun dan akan meninggalkan kamar itu. Namun, tubuh saya tidak bisa digerakkan. Kepala, kaki, maupun tangan benar-benar menjadi kaku. Tentu saja saya semakin panic dan meronta. Tiba-tiba terdengar suara teman saya dari arah luar kamar. Meskipun kepala dan tubuh saya masih tidak bisa digerakkan, Alhamdulillah mata saya bisa melirik dan melihat teman saya sedang menjolok buah jambu yang pohonnya berada tepat di depan jendela kamar.

Saya pun dengan sekuat tenaga memanggil-manggil nama teman saya. Tapi suara saya tidak bisa keluar, padahal saya membuka mulut lebar-lebar dan berteriak sekencang-kencangnya. Seperti kaku semuanya dan nafas saya sangat berat. Saya ulangi berkali-kali, dan berteriak lebih keras lagi, tetapi tetap saja teman saya tidak mendengar.

Saya semakin ketakutan dan ingin menangis. Kalau terus seperti ini bagaimana? Siapa yang akan menolong saya? Saya pun berdoa sebisanya sambil menyebut asma Allah berulang-ulang. Surat Al-Fatikhah beserta surat-surat pendek lainnya yang saya hafal dan ayat Kursi, saya baca bergantian.

Alhamdulillah, akhirnya saya pun berhasil mengeluarkan suara. Tangan dan kaki saya mulai bisa digerakkan. Tubuh saya berkeringat dan lemas. Nafas saya ngos-ngosan. Tanpa pikir panjang, saya pun segera bergegas meninggalkan kamar itu. Tak berapa lama kemudian, adzan Ashar pun berkumandang.

Setelah berada di luar, saya baru menyadari bahwa saya tadi kelindihan atau ketindihan. Kata orang, kelindihan atau ketindihan ini adalah suatu keadaan di mana badan sulit digerakkan, suara tidak keluar, dan tidak bisa bangun. Ada yang menganggap tidak bisa bangunnya itu dikarenakan ditindih hantu atau makhluk gaib.

Ternyata hal ini ada penjelasan secara medis. Sebagaimana yang ditulis dalam alodokter.com (08/03/2018), ketindihan dalam dunia medis disebut sleep paralysis. yaitu peristiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur, berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Kelindihan disebabkan kelumpuhan otot, yaitu otot tidak aktif saat tidur. Sebenarnya ini merupakan hal yang normal. Namun, pada orang yang kelindihan, ketidakatifan otot ini berlanjut untuk beberapa saat dari masa tidur ke masa sadar. Ada yang merasa sulit bernapas, ada pula yang merasakan sensasi lain seperti ada sosok lain. Ini jenis halusinasi yang umum tejadi.

Ada dua jenis sleep paralysis. Pertama adalah Hypnagogic SleepParalyses yaitu seseorang belum tidur sepenuhnya, umumnya ketika menjelang tidur, tubuh akan terasa makin rileks dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran. Dirinya tetap sadar tapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan anggota tubuh. Kedua adalah Hynopompic Sleep Paralysis, yaitu kelumpuhan yang berlangsung ketika seseorang tersadar pada akhir masa tidur.

Penyebab sleep paralysis adalah kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur. Faktor usia juga berpengaruh. Remaja dan dewasa muda merupakan kalangan yang lebih berisiko. Selain itu juga disebabkan faktor keturunan, tidur posisi telentang, mengalami stress, menderita gangguan bipolar, kram kaki pada malam hari serta penyalahgunaan obat-obatan.

Tiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Ada yang mengalami ketindihan satu hingga dua kali saja seumur hidup, namun ada juga yang menghadapi beberapa kali dalam satu bulan atau lebih sering lagi.

Cara mengatasinya adalah dengan memastikan terpenuhi waktu untuk tidur yaitu sekitar 6-8 jam tiap malam, memperbaiki lingkungan tempat tidur, atau mulai tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur. Memperbaiki pola tidur agar teratur dan menerapkan gaya hidup sehat, berolah raga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok.

Selain beberapa hal tersebut, yang terpenting, agar kita tidak mengalami kelindihan/ketindihan, jangan lupa berdoa dulu sebelum tidur.

Sumber bacaan:

https://www.alodokter.com/fakta-medis-dibalik-fenomena-ketindihan

#tantanganGurusiana

Tantangan hari ke-65

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar-benar penulis multi genre. Sukses selalu Bu Riful

19 Mar
Balas

Thanks dinda apresiasi dan hadirnya

19 Mar

Subhanallah.. deg2an saya bacanya.. walau tidak ada bayangan kita saja sdh membuat kita takut. Lebih-lebih jika yg kita lihat adalah bukan wajah kita melainkan sosok lain. Uuuuuuh sereeeeeeeemmmm...

19 Mar
Balas

Hiiii....jadi ikut serem juga niiih

19 Mar

Waah..anda cocok nulis cerbung horor..bisa jd novel tuh..utk dimoviekan jg..tp kalo kelindian ya kasus beda..,saya jg pernah,saat badan tidak bisa saya gerakkan,saya saat itu langsung tahu. ini pasti kelindian ..caranya,ya..tidur lagu..gitu..santai aja..he.he..

19 Mar
Balas

Oh no....

19 Mar

wah, ternyata ada juga yang pernah ngalamin seperti saya. saya sering sekali ngalamin kejadian begini waktu masih gadis....sampai saya ketakutan tidur sendiri, karena gak pernah dapat info secara medis. dikampung saya namanya dihimpit siampa (semacam jin)...ih...sereeem...padahal ada ternayata penjelasan yang logicnya ya..

22 Mar
Balas

mantap betul nih tulisan walau horor....

19 Mar
Balas

Baru tau namanya ketindihan bu,,saya pernah mengalami seperti itu. di lombok disebut kededepan.

19 Mar
Balas

Terima kasih infonya Bu. Kededepan...

19 Mar

Kalau begini...kategori diklik apa ya....?

19 Mar
Balas

Saya klik kolom Bu...haha nggak tahu bener apa salah..

19 Mar

Biarkan admin yang bertindak ya bu...he he kita cukup menulis...inilah indahnya jadi "Murid" ....boleh salah

19 Mar

I....yesss

19 Mar

i like it....

24 Mar
Balas



search

New Post