Rijal Kamaluddin Husaeni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
LALU, BAGAIMANA AKU BISA MENULIS?

LALU, BAGAIMANA AKU BISA MENULIS?

Sejak dulu aku memang tidak mahir menulis. Untuk membuat narasi yang menceritakan libur panjang kenaikan kelas pun aku selalu kewalahan. Terbukti kan? Kalimat yang kutulis barusan terlalu panjang dan tidak bernyawa. Keprihatinan semakin memuncak manakala orang-orang membaca cerpen buatanku. Bermodalkan ide dan imajinasi yang dangkal serta miskin kreativitas, kalimat yang kutulis di awal setiap cerita selalu kalimat yang itu-itu lagi. Membosankan. Mungkin itu kesan yang ada dalam benak Pak Makmur, Guru Bahasa Indonesiaku saat itu. Gaya bahasaku begitu konsisten. Konsisten dalam kesemrawutan. Tanpa disadari, ketidakmahiran ini semakin mengakar. Entah disadari atau tidak, aku memupuk dan menyiraminya setiap hari. Sejuta dalih selalu kujadikan alasan untuk tidak memulai berlatih.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Katanya sih begitu. Namun, sepertinya pepatah tersebut tidak berlaku buatku. Mendiang ayahku gemar sekali menulis. Entah sudah berapa ratus naskah khutbah Jumat yang beliau wariskan. Bunyi mesin ketik di setiap Kamis malam masih terdengar jelas hingga sekarang. Sementara diriku, jangankan membuat naskah khutbah secara utuh, untuk membuat mukadimahnya saja sulitnya minta ampun.

Adalah satu-satunya apresiasi yang masih kuingat sampai sekarang, ia datang dari guru Bahasa Indonesia saat aku masih duduk di bangku SMA. Bu Diana namanya. Beliau terkesan dengan susunan kalimat yang aku buat. Indah. Begitu kesan yang beliau utarakan di depan kelas. Padahal aku hanya menuliskan sesuatu yang aku rasakan saat itu. Tidak ada yang luar biasa. Aku hanya berusaha mengalirkan rasa dari hati melalui tulisan tanganku. Entah berapa kali Bu Diana mengutip kalimatku di kelas yang lain. Aku senang. Tapi hanya sebatas senang tanpa ada rasa istimewa yang lainnya. Aku sadar bahwa itu hanya faktor kebetulan yang mungkin terjadi satu kali seumur hidupku.

Hingga suatu ketika, entah pesan apa yang Tuhan sampaikan melalui pertemuan kami di Kelas Menulis Mediaguru. Dua hari di pinggiran Kota Kembang yang penuh arti. Mas Ihsan dan Mas Eko, hadir membakar semangat kami. Tak jarang mulutku menganga. Takjub akan dua sosok malaikat tanpa sayap ini. Aku masih ingat betul, mataku berembun di saat Mas Ihsan memutarkan video tentang kegigihan seorang pelari. Cedera yang dideritanya tidak membuatnya patah arang. Dengan tertatih-tatih dia terus berlari. Embun di kelopak mataku mulai berjatuhan ketika kulihat ayah sang pelari datang menghampiri. Teruslah berlari dan jangan berhenti!

Malam ini, aku masih duduk di depan laptopku. Isteri dan puteri semata wayangku sudah dimanjakan oleh buaian mimpi. Jam dinding menyapaku kalau hari akan segera berganti. Aku tidak tahu dari mana datangnya energi ini. Tulisan ini harus selesai. Meski aku sadar betul, betapa aku masih konsisten dalam kesemrawutan. Tapi aku tidak peduli. Aku sudah siap seandainya Mas Eko memutilasi tulisanku dari huruf pertama hingga huruf terakhir.

Beberapa jam yang lalu, jangankan untuk menyelesaikan satu kolom di Gurusiana, untuk sekedar menuliskan caption di instagram pun aku harus membuka catatan-catatan lamaku. Lalu, bagaimana aku bisa menulis?

Batujajar, 21 Februari 2017

@rijalkamaluddin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pa Rijal keren banget, sejak lama saya ingin menulis tapi tak pernah menemukan kalimat yang tepat untuk memulai, selalu kehilangan rasa mulai dari kalimat pembuka. T O P B G T lah ... Terus berkarya pa

05 Mar
Balas



search

New Post