Kisah inspiratif tentang ibu yang luar biasa saya dapatkan dari kegiatan Diklat yang pernah saya ikuti yang bertema “Smart Teaching”.

Adalah tentang seorang ilmuwan ternama yang masa kecilnya ia dianggap dungu oleh sekolah dasar tempat ia mengeyam pendidikan. Akhirnya ia pun keluar dari sekolah itu. Namun saat itu ibunya tetap yakin bahwa anaknya akan menjadi orang yang besar.

Suatu hari dia pulang dari sekolah dan menyerahkan selembar kertas pemberian gurunya yang ditujukan untuk ibunya. Sang ibu menangis sambil membaca isi surat itu dengan mengeraskan suaranya: “Putra anda seorang jenius. Sekolah ini terlalu kecil untuk menampungnya dan tidak memiliki guru yang cakap untuk mendidiknya.”

Jauh setelah ibunya wafat, dan ia menjadi penemu ternama, dia melihat-lihat barang lama keluarga. Dia menemukan sebuah kertas terlipat di sorokan meja. Dia membuka isinya dan membacanya: “Putra anda seorang anak yang bodoh. Kami tidak mengizinkan anak anda bersekolah lagi.”

Ia menangis hingga berjam-jam setelah itu, kemudian ia menulis di diarynya: “Thomas Alva Edison, adalah anak yang bodoh, karena ibu yang luar biasa, mampu menjadi seorang jenius di abad kehidupannya.”

Ya, ilmuan ternama itu bernama Thomas Alva Edison. Nama yang tak asing lagi di telinga kita. Terkenal dengan penemuannya yaitu bola lampu. Yang sering kita gunakan saat ini untuk menerangi ruangan dan mengusir kegelapan.

Setelah mendengar cerita itu, bersyukurnya saya diberi amanah menjadi seorang ibu. Sekarang ada dua pilihan, mau menjadi ibu yang biasa-biasa saja atau menjadi ibu yang luar biasa. Semoga saya bisa menjadi seorang ibu yang luar biasa bukan hanya untuk anak saya, tapi juga untuk semua anak didik saya.

Cianjur, 2 November 2020