Riyani dan Yandi adalah sepasang suami istri yang sudah dikaruniai satu putri. Yandi dan Riyani mempunyai masalah keluarga yang hampir sama sebelum menikah. Orang tua Riyani yang asalnya pengusaha dan punya banyak harta sekarang menjadi bangkrut, semua hartanya habis sampai rumah mewahnya pun digadaikan kepada orang lain dan sekarang harus tinggal di rumah sepetak. Semua bermula dari orang tua Riyani yang sering pinjam uang ke bank untuk modal usahanya. Mereka pun sekarang sadar dan sangat menyesal telah menempuh jalan yang salah dan berjanji tidak akan mau lagi berhubungan dengan lembaga ribawi.

Begitupun dengan orang tua Yandi yang sering pinjam uang ke bank-bank kecil atau bank keliling untuk modal usaha warungnya. Akibatnya warungnya pun sering kehabisan modal dan sering tutup.

Berkaca dari orang tuanya, Yandi sangat melarang keras istrinya untuk berhubungan dengan bank apalagi untuk meminjam uang disana. Yandi berfikir jika sebuah usaha diawali dari uang riba maka usahanya pun tak akan berkah seperti yang dialami orang tua dan mertuanya. Riyani pun menurut kepada suaminya karena ia pun tak ingin keluarganya hancur keuangannya seperti orang tuanya sekarang. Alasan Riyani bekerjapun semata-mata untuk membantu ekonomi orangtua nya yang saat ini tak bekerja. Yandi juga melarang istrinya membeli barang dengan cara kredit. Menurutnya kalau belum mampu secara tunai, maka jangan memaksakan untuk kredit. Prinsipnya sangat kuat, tak seorangpun yang bisa merubah prinsipnya itu. Bahkan dia pernah berkata, jika istrinya sampai nekat pinjam uang ke bank tanpa sepengetahuan dirinya, dia tak segan-segan akan menceraikan istrinya.