Menulis untuk Melatih Diri

Oleh : Rima Widayati

Pertama kali saya menulis hanya beberapa baris. Tidak tahu apa yang akan saya tulis karena ada sebuah keinginan itulah yang membuat saya mencoba untuk menulis. Belum punya keberanian menulis secara terbuka menyampaikan pemikiran yang memenuhi kepala.

Dengan terus berlatih saya menulis tanpa menghiraukan berapa orang yang telah membaca tulisan saya. Tetapi lama- kelamaan kebiasaan menulis ini tidak bisa saya tinggalkan. Setiap hari sebelum menulis saya merasa ada yang kurang.

Saya menulis biasanya waktu malam ketika sedang sunyi. Saat semua orang nyaman di peraduan, saya masih bergelut dengan ttulisan. Hati merasa lega setelah tulisan saya tayang di Gurusiana. Segala kemampuan saya kerahkan untuk terus memperbaiki tulisan, dari berbagai macam jenis tulisan saya menyukai cerita anak.

Pertama menulis saya langsung mengikuti tantangan, dan terjun bebas pada tulisan ke-134 karena putus jaringan. Saya mencoba lagi ikut tantangan mulai dari awal, lalu terjun lagi ketika tulisan di kategori piagam biru. Penyebabnya terlalu sibuk mengikuti diklat lalu kelelahan dan tertidur sebelum menayangkan tulisan.

Saya ragu masihkah mau mengikuti tantangan, atau hanya menulis sesuka hati saja. Setiap hari saya hanya bisa mengintip tulisan beberapa teman. Hanya sedikit waktu yang terluang,sekedar mengobati kerinduan untuk menulis tapi belum punya kesempatan.

Seberapa kuat kedisiplinan yang harus saya gunakan untuk mengikuti tantangan kembali, masih menjadi pertanyaan di pikiran saya. Hingga beberapa hari saya tidak aktif menulis di akun Gurusiana ini. Saya mengambil keputusan untuk mencobanya lagi. Hasilnya biarlah waktu yang menentukan. Karena saya menganggap tantangan ini untuk melatih diri saya berdisiplin menulis setiap harinya. Ada pepatah menyatakan kalau sebuah proses itu tidak akan menghianati hasilnya.

Naira, 22/9/2020