Rima Widayati

Mengajar Itu Belajar Mengajar dapat dikatakan sebagai belajar. Hal ini dapat diasumsikan bahwa dengan terlebih dahulu belajar kita dapat mencapai tujuan pembel...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan di Sebuah Desa

Perjalanan di Sebuah Desa

Tantangan Hari Ke - 20

#TantanganGurusiana

Perjalanan di Sebuah Desa

Oleh : Rima Widayati

Dalam sebuah perjalanan tournya sampailah Dino di sebuah desa. Tampak jalanan yang sunyi, karena sepanjang penglihatannya hanyalah sawah di kiri kanan jalan itu. Tidak terlihat seseorang yang lewat ataupun bekerja di sawah. Dino terus berjalan menuju ke sebuah rumah yang tampak dari kejauhan.

Desa terpencil itu hanya dihuni oleh beberapa keluarga. Salah satunya Pak Sanip, tempat Dino bertamu sekarang. Rumah pak Sanip masih menggunakan dinding papan. Atapnya genteng tanah medel lama. Dino mengamati keadaan sekitar untuk memastikan kalau tempat itu benar-benar masih tertinggal dari kemajuan kota.

Seorang ibu keluar dari dalam rumah membawa mampan menuju ke arah Dino dan pak Sanip yang duduk di teras. Sambil meletakkan mampan di atas meja kecil, ibu itu memandang ke arah Dino.

“Ayo silahkan diminum kopi hangat ditemani ubi goreng hasil kebun di sini!” katanya

“Iya. Terima kasih bu.” Jawab Dino melihat ubi goreng dan kopi panas di atas mampan.

Perut Dino mendadak keroncongan, ingin segera meminum kopi hangat itu. Apalagi bau ubi gorengnya cukup menggoda, karena memang dia sudah merasa haus dan lapar. Sejak dari pagi perutnya belum diisi.

Tetapi Dino teringat nasehat teman kampusnya kalau dia tidak boleh sembarangan makan di desa itu. Nanti bisa lupa pulang setelah terkena guna-guna. Karena itu ia mengurungkan niat untuk minum kopi atau makan ubi goreng yang disuguhkan. Perasaannya jadi tak nyaman. Dino segera pamit pulang. Pak Sanip dan ibu itu hanya tersenyum

Langkah Dino terasa berat, lama sekali rasanya untuk jauh dari rumah itu. Dari tadi seperti tidak berpindah tempat. Dino kebingungan ke arah mana dia harus menuju ke jalan tempat dia turun dari mobil tadi. Tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna merah tampak di jalan yang berada di antara hijaunya persawahan, lalu berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Seseorang keluar dari mobil menuju ke arahnya. Menggamit tangannya dan membawanya masuk ke mobil.

“Sudah kubilang jangan sembarangan kamu di sini. Untung aku cepat datang.” Kata teman kampusnya itu lalu menyalakan mobil dan melaju kencang menjauhi desa itu.

Bandanaira, 21/12/2020

Tantangan menulis

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerita nya ada aura misterinya

22 Dec
Balas

Terimakasih apresiasinya. Sukses selalu Bu Fitriany.

23 Dec

Mengapa ya dengan desa itu Bu Rima. Bikin penasaran ceritanya salam literasi dan sehat selalu.sudah saya follow Bu.

22 Dec
Balas

Menurut cerita ada pemilik ilmu htam untuk tujuan tertentu. Salam literasi Bu. Terima kasih telah follow saya. Semoga selalu sehat dan sukses.

22 Dec



search

New Post