Rima Wirenviona, M.Kes

Bidan Ahli Kesehatan Reproduksi yang telah melahirkan 5 buku berjudul: 1. Antara 2 Cermin 2. Antologi Pantun Kesehatan untuk Anak Usia Sekolah 3. Kemar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Bekerja Seperti Enzim
Foto: Pinterest.com (B-33)

Cinta Bekerja Seperti Enzim

Ada orang yang sangat merasa sangat beruntung karena akhirnya dia jadi pasanganmu. Akan tiba saatnya seseorang bilang, “Akhirnya, ada orang yang sangat bahagia bisa milikimu”. Cinta itu ibarat enzim, hanya substrat yang sesuai yang bisa cocok dengannya. Tidak bisa sembarangan, tidak bisa memilih saja. Cinta itu perihal memilih dan dipilih, menerima dan diterima, bahagia dengan visi yang sama. Coba saja kamu nilai, apakah kamu bisa menyukai orang yang sama dengan temanmu? Walaupun orang tersebut baik, tapi bisa saja kamu tidak merasa nyaman dengannya dan bisa saja kamu tidak disenanginya. Cinta perihal bijaksana dalam menilai rasa dan menghargai rasa yang ada, menjaganya sepanjang masa bersama-sama.

Begitulah rasa, ia akan bersemi pada waktu dan orang yang tepat. Rasa akan hadir memenuhi segala arah, memenuhi seisi ruang dan waktu, dan abadi sepanjang usia. Tidak mungkin ada cinta yang keliru jika diawali dengan niat tulus dan memupuknya sepanjang waktu. Kadang, waktu memberikan bumbu-bumbu agar rasa itu semakin pekat dan tak akan terpisahkan. Semoga saja kamu bertemu dengan orang yang dengannya kamu merasa bahwa separuh hidupmu akan berjalan dengan lebih baik. Kamu akan merasa lengkap dan lebih hidup untuk selalu melakukan kebaikan. Kebaikan untuk kehidupan bersama bukan untuk melayani sebelah pihak karena cinta terlalu egois untuk itu. Ingat, cinta itu tulus dan suci untuk orang-orang yang telah menyiapkannya dengan baik.

Perkara siap atau tidak siap, perkara suka atau tidak suka, tidak ada yang bisa memulainya dengan 100 persen. Apakah kamu menunggu siap sedangkan siap tidak perlu waktu lama untuk menyegerakannya. Cinta itu perkara mantap atau tidaknya dengan sebuah pilihan. Nilailah, apakah hatimu cenderung padanya? Apakah pikiranmu cenderung padanya? Lantas nilailah, apakah yang membuat kamu pantas untuknya? Jangan hanya menilai kalau dia pantas untukmu. Bercerminlah terlebih dahulu, tidak akan sia-sia sifat baikmu, percayalah kamu juga akan mendapatkan yang baik. Dengan kesabaran dan kebaikanmu, sudah pastaskan kamu mendapatkan yang terbaik? Yuk perbanyak doa dan ibadahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post