Orang pandai dan beradab tak akan diam di kampung halaman. Meninggalkan negeri sendiri dan pergi merantau ke negeri orang. Di negeri baru mendapatkan kerabat dan teman baru. Manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang dan menjelajah negeri baru. Ibarat singa yang tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarangnya. Ibarat anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran. Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang. Begitupun jika rembulan terus-menerus purnama sepanjang zaman, orang-orang tak akan menunggu saat munculnya datang.

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang. Setelah diolah dan ditambang, manusia ramai memperebutkan. Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan. Jika dibawa ke kota berubah mahal seperti emas. Walaupun keelokan negeri baru, hati tak boleh lupakan kampung halaman. Saat rasa rindu kampung halaman mulai terasa, mungkin karena waktu atau yang terlalu lama beranjak jauh darinya. Mungkin belum ada kesempatan atau hanya sebatas alasan belaka dengan menyalahkan kesibukan. Jika mau pulang kampung maka kesempatan itu akan selalu ada. Mungkin yang pas untuk hal ini karena kau mulai terjangkit lagi rasa nyaman.

Jangan biarkan waktu mengaturmu namun kamu lah yang dapat mengatur waktu. Kesempatan itu bukan datang karena kebetulan tapi karena kita berusaha meluangkannya menjadi suatu jalan pulang ke kampung halaman. Rindu itupun hadir menyelimuti hari sudilah kiranya merenung wahai diri karena kita tak pernah tau kapan waktu akan membawamu menuju kampung halaman. Selagi kamu sempatkan maka pulanglah sejenak mengihirup udara segar dan menggali memori indah masa lalu. Jadi masihkah kamu ragu untuk melangkah padahal kamu sudah punya waktu untuk itu? Bersemangatlah.