Rima Wirenviona, M.Kes

Bidan Ahli Kesehatan Reproduksi yang telah melahirkan 5 buku berjudul: 1. Antara 2 Cermin 2. Antologi Pantun Kesehatan untuk Anak Usia Sekolah 3. Kemar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Selamat Pagi Cinta

Selamat Pagi Cinta

Selamat pagi buat kau yang mampir di mimpi. Semoga kau tak pernah mengingkari. Sebab, aku tak ingin kita berakhir sampai di sini. Karena angin semilir menyejukkan suasana, langit dan semesta menjadi sama. Apa kabar rindu untuk sang kekasih tercinta, karena kasih tak bisa kembali asuh dan asuh tak bisa membuat engkau merindu. Begitupun matahari yang datang akan silih berganti dengan tawa dan senyum di bibirmu. Selamat mengarungi samudera wahai kasih, salam dari ku yang berlumur cinta. Kala hati bertalu rindu melihat cinta di ambang mata. Terasa mata semakin sendu. Hati lunglai tak berdaya.

Kau tetap menjadi alasanku jatuh cinta. Mendengarkan suaramu saja, itu sudah lebih dari cukup. Ada yang lebih sederhana dariku untuk mencintaimu? Jika ada, kau bisa memilihnya. Percaya pada takdir yang selalu indah, siapapun dia yang harus kita miliki pasti bakal jadi milik kita, kalau tidak akan dapat pengganti yang terbaik. Yang perlu kamu tau, aku belum pernah sesayang ini sebelumnya sama orang. Semua juga punya porsinya masing masing, punya tempatnya masing-masing, dan punya waktunya masing-masing. Tenang! Allah menjanjikan setiap makhluk hidup berpasang-pasangan. Jadi, jangan risau, jangan sedih, jodoh tidak akan tertukar dan pasti akan datang diwaktu yang tepat.

Rindu senyuman yang menguraikan suara merdu, menggetarkan qalbu dan menghilangkan pilu. Kamu mengingatkan pada jemari yang saling mengisi. Pada melodi penuh arti. Di Malioboro gelang-gelang memeluk pergelangan. Sihirnya terasa, seperti kau yang menenangkan. Berpuisi tentang masa depan, tentang kita yang menua dan duduk di pelataran. Kau yang berperut buncit dan aku yang menatap segala sesuatu dengan mata sipit. Kau adalah puisi yang paling rumit namun membersamaimu cukup dengan cara yang tak sulit. Mungkin bunga ini bisa layu namun, tidak dengan rasaku padamu. Ia semakin bermekaran di setiap harinya.

Aku adalah telinga saat kau bicara. Aku adalah biru dalam putihmu. Aku adalah isi dalam kosongmu. Aku adalah langkah di setiap pijakmu. Pun cahaya dalam netramu saat kau melihat. Sekuat itu aku berusaha menghilangkan sekat dengan kau yang terus menghancurkan akal sehat. Lalu tentang dirimu yang selalu khawatir jika kita terikat. Bukankah skenario ini juga membuatmu penat? Kasih, jika kau tahu lika-liku lukaku selama menyisir pesisir kisah kita yang pernah terukir di atas pasir, berusaha mengusir usik yang berisik dan mengais kepingan asa secarik demi secarik, mungkin dirimu akan cukup dengan reguk ragumu selama ini.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post