Daniel Goleman, seorang psikolog dari Harvard University, menyebutkan ternyata 80 persen keberhasilan seorang anak dipengaruhi oleh kecerdasan emosi (karakter) dan hanya 20 persen ditentukan oleh otak (IQ). Sementara itu, kecerdasan otak selalu di depan dan diasah. Karakteristik atau budi alamiah yang sejatinya tiang utama kehidupan justru semakin kabur dan merobohkan kebaikan.

Bangsa kuat dan hebat terbentuk karena perjuangan generasi unggul yang tiada mengenal kata menyerah. “Unggul” berarti kita harus berbeda dari yang lain. Untuk bisa “berbeda” kita harus berjuang. Usaha yang tidak mengenal lelah dan tidak gampang puas. Salah satu cara mencetak generasi unggul adalah melalui kegiatan parenting adekuat atau parenting idaman yang berawal dari keluarga.

Bermula dari kata “cinta” dilanjutkan dengan “kasih sayang” dan ditutup dengan kata “sempurna”. Karunia terbesar yang dititipkan Tuhan kepada orangtua ditandai lahirnya anak yang wajib dibesarkan dan dibimbing menuju pendewasaan diri. Orangtua harus mengerti bahwa anak akan bercermin dari perilaku dan tindakan orangtuanya melalui pengamatannya selama bertahun-tahun. Jadilah kaca tanpa debu agar anak mampu bercermin dengan benar dan dapat melihat kebaikan lebih jelas.

Ibu cerdas harus memahami teori parenting bahwa keberhasilan mendidik anak adalah keberhasilan mendidik diri. Ketahuilah mendidik diri adalah upaya sepanjang masa. Sementara Ayah harus menjadi sosok yang disegani bukan ditakutkan. Keberadaan ayah di samping anak mampu membuat anak merasa bebas berekspresi karena anak tahu ada seseorang yang menuntun dan menjaganya.

Pesan berharga kepada para orang tua adalah dampingilah anak bagaimanapun kondisi dan perilakunya. Jagalah komunikasi dua arah dan bimbinglah anak menuju kebaikan dan kesuksesan. Dengan demikian, anak akan mengerti bilamana orang tua selalu mengawasi dan memberikan kasih sayang yang berharga. Diharapkan sang anakpun akan meningkatkan kewaspadaan dirinya dari pengaruh dunia luar yang penuh tantangan dan berani menolak pengaruh negatif globalisasi.

Ayah dan ibu merupakan tokoh utama yang mengenalkan anak “Mana yang benar dan mana yang salah”. Buku sederhana ini terinspirasi dari kasih sayang mereka yang tiada henti penulis rasakan. Penulis meyakini bahwa dunia ini akan lebih baik apabila akar pendidikan karakter menjalar kuat melalui kegiatan parenting. Cerminan sosok wanita terbaik yaitu “ibu” dan sosok lelaki teromantis yaitu “ayah” terangkum indah di dalam buku parenting penuh inspirasi.

Akhirnya, semoga buku ini memberikan inspirasi dan motivasi penuh kebaikan kepada pembaca. Setiap rangkaian cerita dari halaman buku ini mengandung makna yang diharapkan mampu memberikan gambaran bagaimana sebaiknya orang tua memberikan asuhan kepada anaknya. Bila orang tua melakukan kesalahan maka tidak ada alasan untuk menolak perbaikan diri.

Selamat membaca, semoga bermanfaat, salam literasi