Akhir-akhir ini pemerintah menggalakkan program melek literasi di berbagai instansi terutama di dunia pendidikan. Program ini menjadi wajib di dunia pendidikan baik dasar ataupun menengah.

Program ini biasanya dilaksanakan sebelum pelajaran berlangsung atau kadang menjelang akhir kegiatan belajar mengajar. Dan bahkan program ini juga menjadi ajang kompetisi untuk menarik semua orang agar melek literasi.

Berbagai upaya pemerintah untuk menggalakkan program ini supaya masyarakat Indonesia tidak kudate dan ketinggalan dengan bangsa lain yang sudah maju. Apalagi sekarang sudah masuk zaman revolusi industri 4.0. Semua lini kehidupan menggunakan aplikasi dan kita tidak bisa menghindari dari kemajuan tehnologi ini.

Sebenarnya program ini sudah teraplikasi jauh sebelum zaman teknologi yang serba canggih saat ini. Wahyu pertamapun turun memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Beliau di minta untuk membaca dan mengulangnya tiga kali oleh malaikat Jibril. Begitu sangat pentingnya perintah membaca dari surat Al-Qolam ini. Maknanya adalah membaca bukan hanya satu atau dua kali tapi berulang-ulang sehingga kita memahami betul apa yang kita baca dan selanjutnya di aplikasikan.

Orang kuno adalah orang yang sangat gemar membaca meskipun tanpa alat tulis yang lengkap. Terbukti di tempat manapun di alam sekitarnya terdapat tulisan baik diatas batu, pohon, daun dan lain sebagainya. Ketika seseorang mendapat ilmu baru dia langsung menulisnya supaya tidak lupa, sehingga memudahkan orang lain untuk membacanya.

Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia mereka tetap berusaha dan semangat dalam membaca dan belajar dari alam. Dan sejarah juga telah membuktikan bahwa mereka telah membangun sebuah peradaban yang sangat luar biasa baik dari ilmu pengetahuan, kehidupan sosial budaya ataupun yang lainnya.

Sementara di zaman revolusi industri 4.0 mudah sekali bagi akum milenial saat ini. Sampai-sampai urusan perutpun tidak sesulit zama kuno. Ketika mereka mager (malas gerak) Go Food solusinya. Rasanya saat ini seperti hidup di surga hampir semua keinginan cepat teratasi.

Go sino bukanlah kasino gerakan yang menghasilkan uang di meja judi. Go Sino adalah gerakan literasi orang kuno namun gerakan tersebut sudah benar-benar pergi bersama zamannya. Yang masih ada adalah semangatnya yang bisa kita warisi.

Meskipun dengan segala keterbatasan fasilitas mereka bisa membuat melek dunia dengan semua hasil cipta karyanya yang bisa kita nikmati samapi sekarang.

Sebagai generasi milenial kita harus lebih bersemangat dalam melek literasi. Go Sial jangan menghilang juga seperti Go Sino dan menjadi kesialan serta kerugian bagi kaum milenial. Jangan hanya Go Mabar (Main Bareng), Go Kopdar (Kopi Darat), Go Send dan Go yang lainnya. Tunjukkan dengan Go Sial (Go Literasi Milenial) sehingga bisa membangun bangsa ini lebih berharkat dan bermartabat seperti orang-orang zaman kuno.

Pak Nadhiem Kariem adalah contoh dari generasi milenial yang sudah membuktikannya dalam bidang bisnisnya. Beliau bisa berkarya dari melek literasi dan mengembangkannya. Sehingga beliau sukses dengan dunia bisnisnya.

Penulis yakin dengan pengalamannya, beliau bisa menciptakan Go Literasi bagi kaum Milenial. Selain mengadopsi semangat orang-orang kuno beliau bisa meciptakan fitur atau aplikasi yang menarik kaum milenial, sehingga mereka akan kecanduan dan tidak ingin membuang waktu kosongnya sedikitpun tanpa membaca. Kami menunggu ide brilliant dari bapak untuk menciptakan ide tersebut. Selamat datang di dunia pendidikan.