Anak adalah sebuah karunia terbesar dari Allah. Betapa banyak orang di luar sana yang menginginkan kehadiran seorang anak, sebuah penantian hari ke hari bulan ke bulan hingga tahun ke tahun. Sungguh bukan sebuah proses yang mudah. Namun tidak bagi manusia yang Allah langsung meng-acc hadirnya seorang anak, tanpa mereka minta sekalipun.

Tanpa sadar terucap kata “keadilan Allah memang sebuah keabsolutan yang tak bisa dibantah”, maksudnya Allah punya hak prerogatif untuk memberi karunia kepada hamba-Nya. Bila manusia bersyukur maka akan Allah tambah nikmat, namun bila kufur ya siap-siap akan dicabut segala kenikmatan yang selama ini digelontorkan seperti air mengalir.

Salah satu bentuk syukur yaitu menanamkan kebajikan terhadap anak sebagai bentuk dakwah keluarga, karena keluarga adalah jendela pertama dan utama bagi si anak. Di kehidupan sekitar, sering kita temui keluarga yang dibangun dengan amarah, kebencian dan rasa saling tidak percaya. Akibatnya, rumah menjadi duplikat Neraka Jahannam yang menyulut api setiap insan yang berdiam di dalamnya.

Saking emosionalnya, ketika bertemu tak ada pandangan meneduhkan hati. Yang ada hanya saling tuding hingga kemarahan meluap terbawa hingga di luar rumah. Sangat ironis memang, tapi semua bermula dari kejernihan hati untuk membangun sebuah peradaban kecil di rumah. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk dapat membangun peradaban terbaik di rumah kita nantinya.