Rina Gustin Fajarwati

Sejak kecil ia hobi mencoret-coret buku, naluri yang haus akan ilmu pengetahuan membuatnya harus berjuang di toko buku Gramedia selama 3 tahun, hingga akhirnya ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Noto Ati

#Menulis ke 85

Hari-hari terasa begitu cepat berlalu, terasa sangat panjang bila kita sedang menunggu sesuatu. Melihat mereka sekarang usiaku seperti kembali muda, karena mereka sudah mulai mandiri. Tak ingin rasanya semua begitu cepat berlalu, merasa sepi pasti jika kelak harus ditinggalkan mereka untuk meraih mimpi-mimpinya.

Namun begitulah realita, kehidupan terus berputar seperti roda. Ada pertemuan dan ada perpisahan, ada suka ada duka, ada siang ada malam dan begitu seterusnya. Hidup ini layaknya seperti mampir kesuatu tempat seperti pasar, dimana ada banyak orang disana melakukan jual beli entah itu untung atau rugi, ada banyak macam pilihan kebutuhan mulai dari makanan, pakaian, hingga perhiasan. Orang-orangnya pun disana memiliki kulit, karakter, dan budaya yang berbeda-beda. Dan yang pasti mereka punya tujuan kesana.

Bila hidup tidak memiliki sebuah tujuan, lantas apa yang akan engkau pertanggung jawabkan pada tuan mu. Begitu pula dalam memilih kebutuhan, sebagai contoh surti disuruh oleh majikannya membeli empon-empon dipasar dengan membawa uang 1jt, setelah surti mendapatkan apa yg dibutuhkan tuannya, surti melihat ada baju bagus terpajang disebuah toko dan surti ingin sekali segera memilikinya karena takut dibeli orang lain. Karena surti tidak panjang akal, akhirnya surti memakai uang majikannya tersebut karena sisa uangnya masih banyak. Surti pun terus terlena dengan barang-barang yang dilihatnya dipasar hingga dia pun lupa akan pulang tepat waktu pada tuannya.

Dari sinilah kita bisa mengambil hikmah tentang sebuah perjalanan hidup, bahwa surti itu ibarat hamba (manusia) dan Allah SWT itu adalah tuannya. Bila kita selalu menuruti hawa nafsu tanpa diimbangi dengan rasa syukur dan takut pada tuhan, maka kembali kepada tuannya pun akan tersesat. Apalagi memilih sesuatu yang kita inginkan tapi tuhan belum berkehendak maka impian itu pun tidak mudah untuk dicapai. Noto Ati (menata hati) seperti saat ini sangatlah baik, supaya kita selalu ingat pada siapa kita akan kembali.

Manusia hidup itu untuk belajar, bukan untuk jadi pemenang tetapi menjadi pengingat untuk sesama.

Rahayu.. Rahayu..

#masih belajar, 31/10/21

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali tulisannya bunda, untuk pengingat hati kita yang keras, yang sering lupa kalau kita semua ini milikNya dan kembali padaNya, namun kita tanpa persiapan amal yang banyak untuk menemuiNya.Salam kenal dan salam literasi bunda.

31 Oct
Balas

Iya bunda, semoga bermanfaat. Salam literasi

01 Nov



search

New Post