Tangisan Ibu Pertiwi
Langit pekat membisu membawa segumpal air mata
Kilat putih mata terbelalak suara gemuruh bersautan
Membentuk rasa takut akan hadirnya kemurkaan
Mereka bersiaga menjalani titah padukanya
Wajah-wajah cerah tak lagi memberi surga
Istana dalam rumah tangga tak lagi ceria
Anak kecil bercerita tak ada lagi suaranya
Hiburan dalam kotak kecil membuat mereka tertawa
Lupa budi pekerti ajaran leluhur
Kini Ibu pertiwi sedang menangis
Menagih janji pada setiap mahluknya
Untuk saling menghormati dan juga menghargai
Toleransi beragama dan berbudaya
Bumi adalah sandaran bagi penghuninya
Bila hati tak lagi peka menulis setiap ceritanya
Jumawa akan membelenggu mata hati mereka
Tercerai berai bagai anai-anai yang bertebaran
Cinta membawa ketulusan hati pada kesejatian diri
Sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah dari segala firmannya.
RG, 11/1/22
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar