Setiap hari ku terus mencoba bersabar atas penderitaan yang ku alami, sejak usia 6 th aku telah menjadi seorang yatim. Ayahku telah pergi meninggalkan ibuku dan tiga saudara perempuanku. Aku merupakan yang paling kecil diantara mereka. Kini aku mulai remaja dan bisa mengambil keputusan dalam setiap langkahku.

Namun sering kali ku tak bisa menjadi diriku sendiri atas apa yang aku lakukan. Ibuku hampir setiap hari mengomel dan membuatku terlihat seperti anak kecil yang tak mampu berdaya. Jika ku boleh berkata " Aku rindu ayah ". Sosok yang selalu bisa mengayomi dan membuat tegar hati, kini tak pernah kurasakan lagi. Sudah banyak kenangan yang hilang dari memori karena saat itu aku terlalu kecil untuk ditinggalkan.

Aku tak berdaya dengan keadaanku, ibuku kini seorang diri mencukupi kebutuhan kami dari sisa pensiunnya. Sejak saudara perempuanku sudah tidak lagi tinggal bersamaku, aku berusaha semakin tangguh mrnghadapi kenyataan. Kehidupan yang sebenarnya sulit untuk dijalani.

Bagaimana tidak, hampir setiap hari ada saja orang yang datang menagih janji kepada kami untuk segera melunasi. Hal yang tidak mudah bila kita berani berbuat tapi tanpa pertimbangan dan perencanaan yang matang. Oh ibu.. Sampai kapan hidup ku dan dirimu seperti ini.

Perihnya kehidupan kini menambah warna kehipanku. Semoga amunisi sabar ini bisa terus mengalir dalam darahku. Kuatkan aku tuhan, aku percaya akan pertolonganmu.

Kuatkan dia Tuhan, selamatkan dia Tuhan, dia yang bernama Yuraidha.

RG, 11/12/21