Tulisan ke -892

....

Kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman saja ya Bapak Ibu, bukan maksud hati untuk mengelabui apalagi tipu-tipu. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Foto di atas sebetulnya bukan untuk pamer ataupun unjuk kemampuan saya dalam merawat anggrek ataupun bunga telang yang ada di sampingnya.

Berkebun menjadi hobby saya. Sepertinya setiap pekerjaan, saya kerjakan dengan senang hati ya. Tak ada yang merasa dipaksakan dan memaksakan diri. Mungkin karena ini pula ya, jadi selalu bersemangat mengerjakannya.

Tanam bunga hanya mata yang menikmati, jadi sebisa mungkin saya juga tanam yang bisa dimakan atau dirasa. Menanam yang dibutuhkan kita akan mengurangi pengeluaran. Apalagi menambah omset, itu yang disuka. Setuju kan?

Oh ya, saya sempat kesel sebetulnya dengan tanaman anggrek yang saya tanam. Namun, untuk belakangan ini saya temukan kebahagiaan. Patut kita syukuri, karena ada solusinya. Akar tanaman yang terus bertumbuh, daunnya yang gemoy juga menunjukkan tanaman yang sehat, serta bunga yang ditunggu-tunggu mulai muncul. Bahagia bukan? Hatiku senang dsn gembira. Yach walau sedikit telat, bunganya tidak ikut berhari raya, malu kali dilihat orang banyak. Hi hi hi

Mau tahu resepnya? Saya tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali. Saya hanya menggunakan air cucian beras saja. Air cucian beras yang pertama dan ke dua, tidak saya buang. Saya masukkan wadah, kemudian saya siramkan ke anggrek dan tanaman lainnya.

Untuk bunga telang, alhamdulillah sudah sering saya panen. Tidak banyak hasil panennya, karena memang pohonnya hanya satu. Saya ambil setiap hari, beberapa hari hasil panen digabungin baru dapat warna yang cantik dalam minuman saya.

Bukan promo ya, memanfaatkan alam atau back to nature, itu yang ingin saya terapkan dalam jalani hari. Sebisa mungkin hindari makanan berpewarna, karena kurang baik untuk kesehatan.

Selamat mencoba, semoga berhasil. Jaga sehat selalu dan barokah sepanjang hayat.

Salam literasi,

26 April 2024