Cubitan Kecilku (49)
Tulisan ke-937
....
Sepanjang jalan berbicara sendiri dengan apa yang dilihatnya. Tiada berhenti mengomentari apa yang ada di depan mata. Bentangan alam yang luas, semua diciptakan Allah Swt untuk hamba-Nya. Namun terkadang manusia enggan bergerak untuk memanfaatkan alam yang dimilikinya. Dibiarkan begitu saja tanpa manfaat. Sangat disayangkan bukan?
Di sisi lain, saat berpapasan dengan pengendara lainnya, melihat perempuan berkerudung hijau dengan baju yang kurang pas warnanya. Eits jadi komentator pula. Segera beristighfar, karena itu selera orang lain, kita tak boleh kepo dengannya.
Jadi teringat riwayat kisah Aisyah istri Rasulullah yang dilarang ke luar rumah. Atau jika hendak ke luar dilarang berbicara. Namun setelah pulang, ketika dibuka lisan Aisyah ternyata berlumuran darah. Mengapa terjadi demikian? Karena Aisyah mengomentari sesuatu, tidak sampai diutarakan.
Hal ini sebagai pelajaran buat kita, jangankan berghibah membicarakan orang lain. Menilai orang lain pun, tidak baik kita lakukan. Orang sekarang bilang "kepo". Kita tak perlu kepo dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Kecuali kita diminta bantuannya, bahkan tanpa diminta jika memang butuh bantuan baru kita tolong. Bukan mengomentari yang dia lakukan.
Beristighfar dalam ini sejenak telah melakukan perilaku tak baik. Semoga Allah memaafkan. Kan selalu diingat nasehat dari Aisyah dalam riwayat itu.
Ada lagi yang bikin kita ketawa tiba-tiba. Ceritanya ada sepeda nyalip, pas di depan kami sepeda berbunyi seperti kentut tapi nyaringnya minta ampun. "Duuaaass" Bikin kaget orang lain di sekitarnya. Apa yang terjadi? Mengapa berbunyi begitu sepedanya? Waaduuuh, bikin kaget saja. Pak Su bilang tak paham juga.
Ada ilmu yang bisa diterima di jalan rupanya. Ketika berpapasan dengan sepeda yang mengeluarkan asap. Nah, mas Cakep alias pak Su jelaskan kalau terjadi demikian, harus segera dibawa ke bengkel, karena akan merembet ke mesin. Kita harus kontrol sepeda atau mobil kita jangan sampai berasap begitu. Kalau mau masak di rumah bukan di jalan. He he he....(becanda)
Ketika perjalanan pulang, karena sudah malam ada sepeda tanpa lampu. Tak paham orangnya mengetahui atau tidak jika lampunya mati. Waduuuh bikin celaka orang lain yang ada di belakangnya. Bisa-bisa diseruduk dari belakang, karena tak terlihat. Yuk kontrol kendaraan kita untuk menjaga keselamatan bersama!!!
Burung Irian Burung cendrawasih
Cukup sekian saya ucapkan terimakasih
Salam literasi
2 Juli 2024
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap kisahnya Mbak. Sukses sukses
Terimakasih mas Ustadz
Di jalan banyak aksi2 lucu ya hehe.... Makasih nasihatnya, Bunda. Smg kita bs menjaga lisan kita
Sama-sama Bunda. Sehat selalu.
Luar biasa bunda
Terima kasih Bapak
Mantap. Sukses selalu untuk Ibu
Terima kasih Bapak
Terimakasih admin bisa tayang
Burung opa hilang cucunya yg sedih. Wis ngono wae...hehe...
Hi hi hi...lanjutannya apa Oma?
Lanjutannya si cucan minta dicarikan ganti burung opa. Hehe ..
Cucan itu cucu Cantik?
Uasannya sangat inspirtaif, keren. Sukses selalu Bu
Terima kasih Bapak
Terkesima dengan kisah nya Bu.
Terimakasih Bapak.
sulitnya kita mengendalikan lisan. Itu sering terjadi. Semoga kita bisa menjaganya. Salam sukses, Bu.
AamiiinYRA, semoga bisa. Sehat selalu
Burung Selandia Baru burung kiwi.Kalau ada cerita baruTolong dirilis lagiHa ha
Mantap