Cubitan Kecilku (51)
Cubitan Kecilku
Tulisan ke-939
....
Perih dirasa hati ini
Cubitan itu bukan hanya menusuk ke pori-pori kulit
Melainkan menembus pada tulang belulang tubuhku
Membuat pipi dan wajah ini merona
..
Tak terasa air mata ini menjadi sahabat sejati
Menemani setiap langkah yang terkulai
Menyusuri setiap sudut hati yang tertoreh
Membisikkan sejuta asa yang terpatri
..
Dalam luka yang mendalam
Perih yang sangat menyayat
Goresan yang tetap membekas
Tak kan pernah terlupakan oleh hati
..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sakit hati memang susah obatnya. Puisi yang syahdu, Bun
Mantap bu...sehat dan sukses selalu
Terimakasih
Terimakasih
Terimakasih
Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan
Terima kasih
Terimakasih bisa tayang
Yg Maha Pengasih akan menolong kita. Tetap percayai sj, say
Siap Oma Sayang
Ibarat kaca pecah, tersambung namun tsk bisa menyatu lagi.....he he....keren sayang...sehat selalu
Terimakasih Bunda
Terimakasih Bunda
Terimakasih Bunda
Terimakasih Bunda
Aku ikut terharu dengan makna yang dalam Bu.
Terima kasih Bapak
Tetap semangat, Bu. Pasti ada hal positif yang bisa diambil. Salam bahagia.
Siap Bunda
Apakah efek derih cerpen saya??? Duh saporanah manabi menusuk hati bunda hehehe
He he he, pas banget. La saya selesai nulis, terus baca cerpen pak Tito.
Ooh begitu