Tulisan ke-951

....

Sahabat, kemanakah engkau pergi? Tiada kabar berita darimu. Sepucuk suratpun tak pernah engkau kirim. Semua bertanya-tanya ke mana dan di mana berada. Tidakkah engkau rindu tanah kelahiran kita?

Sahabat, ibunda telah tiada. Betapa rindu yang mendera selama ini. Saat aku bertanya tentangmu, hanya dijawab dengan deraian air mata. Tanpa kabar dari engkau membuat kepiluan yang membelenggu hidupnya.

Terakhir aku dapat informasi, engkau tinggal di Bandung. Sahabat kita yang kebetulan dinas di sana bisa bersua denganmu. Namun setelah itu, tak pernah lagi mendengar informasi. Sengaja menghindar Atau bagaimana, kami pun tak paham.

Adakah kesulitan hidup telah memporak-porandakan waktumu? Hingga tak punya waktu untuk bertemu sanak saudara? Atau engkau telah lupa jalan pulang? Jalan desa kita punya. Atau engkau menyimpan sakit hati yang begitu dalam, hingga tak ingin kembali ke kota kecil ini?

Sahabat, mungkinkah Tuhan telah memanggilmu? Anak dan istrimu kan bisa memberi kabar. Rasanya terlalu egois hidup ini.

Sahabat, aku hanya bisa doakan dari jauh, semoga engkau baik-baik saja. Tetap semangat dalam hidup dan keterbatasan waktu tak membuatmu lupa untuk beribadah.

Salam literasi