Tulisan ke-722

....

Orang tua yang mana tak kan berdegub kencang, antara bahagia, khawatir, ketika putra-putrinya sedang berhadapan dengan munaqis. Kami duduk bertiga dalam sidang munaqasah. Orang tua mendampingi tidak ikut dites. He he yg stres Orang tuanya.

Itulah yang dirasakan kami semalam. Bersama wali murid yang lain, sama saja. Rata-rata ayah bunda yang gelisah. Begitu juga dengan si Cantik. Padahal si Cantik tenang, sesekali peluk Bunda. Saya hanya memberi atau mengangkat dua jempol saya, tak sanggup berkata-kata.

Tiba giliran di depan munaqis, saya berusaha menyimak pertanyaan untuk si Cantik. Maa sya Allaah, si Cantik sambut dengan tenang, mengulang kembali dan meneruskan ayat tersebut. Alhamdulillah, sempurna. Pertanyaan pertama, mampu tertawa sudah. Ke dua ke tiga dan seterusnya hingga delapan pertanyaan. Di juz ke tiga, si Cantik banyak mengulangi. Bacaannya kurang lancar. Semoga lulus ya Nak!

...

Rabu pagi, nak shalih siap berangkat menempuh ujian persiapan kuliah. Sebelumnya sudah dinyatakan lolos dengan nilai raport sebetulnya. Sayang sekali, gagal cetak kartu karena telat ngeklik.tiada maaf untuk sistem, akan tertutup tiada ampun, dianggap mengundurkan diri. Yach, sayang sekali.

Bunda sendiri sedang diuji, baru saja terima SK harus berhadapan dengan akreditasi. Apa boleh buat, sudah menjadi tanggung jawab saya, suka tak suka ya harus dijalani.

Menemani anak negeri belajar dan terus belajar. Murojaah menjadi giat yang selalu dibiasakan, agar hafalan Alquran si Cantik tak hilang. Begitu juga dengan Aa, tapi Aa sudah mandiri, Murojaah sendiri. Semoga diparingi kuat hafalan putra-putri kami Ya Allah.

Semoga Allah selalu memberi kemudahan untuk kita semua yang sedang menjalankan tugas ganda. Pagi sore dan malam, seakan tugas terus mendekat. Bismillahirrahmaanirrahiiim, bisa menyelesaikannya dengan kesempurnaan. Semoga diberi yang terbaik.

Selamat melaksanakan tugas, semoga sehat selalu.