Tulisan ke-638

....

Menyuruh anak belajar, memberikan pendidikan yang baik pada mereka, butuh ketelatenan dan juga bukti nyata dari kita. Artinya kita tidak hanya menyuruhnya semata. Harus ada teladan dari kita.

"Ayo belajar Nak!" Tapi Bunda hanya diam di tempat, atau tetap main HP, maka si Anak pun akan kabur, paling tidak mereka hanya bilang "ya" tapi tidak segera bergegas.

Si Anak akan segera bangkit, jika Bunda atau orang tua menyuruh sambil bergerak juga, entah menemaninya atau ambilkan sebagian bukunya atau apa saja yang dibutuhkan Si Anak saat akan belajar. Saya yakin, mereka akan lebih senang dan lebih bersemangat dalam belajar.

Begitu pula saat Si Anak belajar berpuasa. Bunda hanya menyuruhnya saja tanpa ikutan berpuasa? Maka dipastikan Si Anak akan protes, jika demikian maka orang tua akan menyalahkannya.

Bulan Rajab ini, Si Cantik belajar berpuasa, Bunda juga kebetulan ada niat untuk berpuasa. Alhamdulillah di hari ke dua ini bisa ditunaikan.

Selain dari orang tua, ada dukungan dari pihak sekolah akan memberi penguatan yang luar biasa pada anak. Hampir saja gagal puasa, namun ada rasa malu jika batal atau tidak jadi puasa.

Dengan demikian saya simpulkan, keberhasilan kita dalam membimbing dan juga mendidik butuh kerjasama yang baik dari orang tua dan pihak sekolah.

Foto di atas adalah teman Si Cantik yang sedang berpuasa. Banyak teman, membuat dia lebih semangat untuk berpuasa. Meski pulangnya sore, ada rasa haus yang menggoda namun tetap saja dilakukannya. Hampir saja puasanya dibatalkan, tapi ingat kalau difoto ustadzah, malu katanya. He he he...

Terima kasih ustadzah kiriman fotonya, membuat adik Indah lanjutkan puasanya. Semoga menjadi amalan sholih yang nafi'ah.

Salam literasi.