Bedah Tugas Kelas Menulis Majalah Literasi. Ilmunya Banyak.
Tantangan Gurusiana hari ke 19
Oleh : Rina Melati.
Hari ini Minggu 19 Juli 2020 adalah hari kedua saya mengikuti kelas menulis Majalah Literasi 3. Sambil memasak di dapur sesekali saya melihat jam dinding di ruang tengah. Waduh, sudah pukul 13.10. Segera saya matikan kompor dan mengambil laptop di kamar lalu menyalakannya. Saya buka WA grup untuk melihat ID dan Password agar bisa masuk zoom Majalah Literasi 3. Oh, ternyata sudah mulai. Ya, iyalah ya. Saya yang terlambat masuk. Aduh, saya bingung. Kok suara Mas Eko nggak kedengaran ya. Videonya bisu. Saya mengutak-atik laptop. Klik ini klik itu sesuai petunjuk dari chat kawan-kawan di zoom. Masih saja nggak keluar suara Mas Eko yang sedang membedah opini dan esai sebagai tugas di sesi 1. Saya sedih, tapi bisa menyimak karena tulisan yang dibedah diberi warna kuning dan dizoomkan. Atas usulan anak saya laptop harus di restart. Akibatnya pas materi om Roy saya tak bisa mengikuti sama sekali karena laptop sedang di restart.
Setelah laptop selesai di restart, saya masuk zoom lagi. Alhamdulillah, suara Mas Eko sudah dapat saya dengar di audio laptop. Ternyata bedah opini dan esai berlanjut. Saya ikuti bedah opini dan esai yang dikirim ke email [email protected] sebagai tugas dari Mas Eko pada sesi 1. Ada tugas Bu Wiwik Puspitasari, guru PAUD berprestasi nasional. Dalam hati saya menggumam, tugas Bu Wiwik saja di bedah Mas Eko, apalagi tugas saya ya. Saya berharap tugas saya ditayangkan dalam proses pembedahan ini. Eh, gayung bersambut, tugas saya dibedah oleh Mas Eko pada sesi 2 ini. Tuh, kan banyak salahnya. Dalam menulis judul saja sudah salah. Judul tulisan saya “Pondok Literasi Membangkitkan Minat Baca Siswa”. Setelah dibedah oleh Mas Eko judul tulisan saya yang benar adalah : “Pondok Literasi Bangkitkan Minat Baca Siswa”. Menulis nama saya juga salah, semuanya pakai huruf besar/kapital. Kata Mas Eko itu namanya raksasa. Lalu di awal kalimat dari esai yang saya tulis adalah kata “Semenjak”. menurut Mas Eko dalam bahasa Indonesia tidak ada kata “semenjak” dan yang benar adalah “sejak”. Menuliskan kategorinya saya juga salah. Saya menulisnya esey bukan esai. Saya tidak berkecil hati tulisan saya “disalah-salahkan” oleh Mas Eko. Woou, itu keren sekali, sesuatu banget gitu lho.
Dari bedah esai dan opini tersebut banyak ilmu yang didapat, sehingga terasalah bahwa diri ini masih kurang ilmunya dalam menulis. Semoga dengan kritikan dan masukan dari Mas Eko kedepannya tulisan saya bisa lolos masuk dan terbit di Majalah Literasi yang super keren. Insya Allah.
Bayang. Minggu, 19 Juli 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu ya BU
Kalau tulisan kita dibedah sama ahlinya, memang enak by, jadi kita tahu salahnya. Dan menambah ilmu
Makin banyak forum diikuti makin banyak pula ilmu didapat. Semoga bermanfaat buat pengembangan literasi ya Bun. Terus berkarya bersama gurusiana. Salam literasi sukses selalu.
Ya benar pak. Terima kasih dan salam literasi sukses juga buat bapak.
Banyak belajar jadinya, Bu. Kereen ibu bisa di koreksi langsung oleh pakarnya. Sukses selalu, Bu.
Terima kasi bu cicik. Ya alhamdulillah Bu. salam sukses.