Dari Catatan Perjalanan Menuju Sekolah
Tagur hari ke 34
Oleh : Rina Melati
Semilir angin pagi berembus, matahari dengan malu-malu mengintip di langit biru menyapa sekalian umat yang akan melakukan aktivitasnya hari ini. Akupun mencoba menembus dinginnya pagi dengan motorku yang kubeli dengan sertifikasi pertamaku. Motor yang selalu setia mengantarkanku ke mana saja. Kupakaikan jaket agar tubuh kecilku tidak ditembus dinginnya angin pagi, helm dan sarung tangan. Perjalanan setiap pagi ke sekolah kutempuh selama lebih kurang empat puluh menit bahkan bisa lebih jika lalu lintas ramai oleh antrian pengendara terutama anak sekolah. Pagi ini seperti biasa, sudah lebih empat bulan jalanan tidak begitu ramai bahkan terkesan sepi dari pengendara motor karena anak-anak SMP dan SMA tidak meramaikan jalanan lagi. Mereka dirumahkan terdampak Covid 19. Sesekali hanya berpapasan dengan para guru dan pegawai kantor yang hendak menuju tempat kerja.
Sampai di sekolah, untuk kesekian kalinya hati ini terenyuh. Sedih. Melihat kondisi sekolah yang tanpa siswa aku merasa bathin ini tidak terima jika kondisi ini akan masih berlanjut lebih lama lagi. Sudah sekian lama siswaku tidak bersamaku dalam pembelajaran tatap muka. Lingkungan sekolah yang sepi seperti tidak ada kehidupan. Tidak ada siswa yang menjabat tanganku saat aku memakirkan motorku. Tidak ada canda tawa mereka, tidak ada tingkah manja mereka, tidak terdengar pekik mereka saat diganggu oleh temannya. Sesaat rasa yang menggelayuti pikiranku menerjangkan bulir bening di sudut mataku. Huuufff. Kutarik napas panjang agar rasa ini sedikit berkurang. Hanya saja terbayang bagaimana jadinya generasi ini di masa depannya. Tanpa mendapatkan ilmu pengetahuan di sekolah, apakah mungkin mereka akan mampu menghadapi terjangan globalisasi perkembangan dunia di masa yang akan datang? Terbayang jika pada masanya nanti mereka akan hanya menjadi penonton di negerinya sendiri tanpa bisa berbuat apa-apa. Huuuff…, sudahlah rasanya ini tak terjangkau oleh logikaku. Aku hanya ingin siswaku kembali ke sekolah biar ilmu yang sudah menari-nari di pikiranku segera bisa ku transferkan kepada mereka. Aku hanya ingin siswaku berkolaborasi dalam pembelajaran di kelas. Aku sadar untuk saat ini keinginanku itu baru sekedar mimpi. Aku hanya bisa berharap kondisi ini segera kembali normal. Covid 19 segera berlalu.
Bayang. Senin, 3 Agustus 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bener bu guru. Itulah yg ada dalam.pikiran kita ya..Salam literasi
Terima lasih bu Endang. Sukses ya bu
Tulisan keren. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih pak
Kereen... Bunda.... mewakili perasaan ku hehe...indah mengalir untaian diksi nya...salam sukses
Pikiran yang sama, Bu. Semoga semua segera berlalu.
Ya Bu Cicik. Kita hanya bisa menunggu
Semoga hari2 normal kembali hadir
Amin.
Amin.