Idul Adha Sepi Tanpa Dia.

Tagur hari ke 31

Oleh : Rina Melati

Idul Adha tahun ini terasa beda. Betapa tidak. Biasanya menyambut dan pergi salat Idul Adha selalu bersama anak perempuanku, Sari. Sejak ia ikut mendampingi suaminya bertugas sebagai tenaga kontrak Nusantara Sehat pada Kementrian Kesehatan, Idul Adha tahun ini Sari dan suaminya berada di Pulau Pamantauang Sulawesi Selatan. Biasanya sehari sebelum Idul Adha kami bersama-sama membersihkan rumah, bersama-sama menyiapkan segala sesuatunya menghadapi Idul Adha. Membuat gulai dan ketupat bersama-sama.

Selesai salat Idul Adha kami makan ketupat bersama-sama. Tiba-tiba saja ayahku nampak murung. Ketika di tanya beliau teringat dengan cucunya, Sari. Sari merupakan cucu tertua dari ayahku. Ayahku sangat menyayangi Sari, kami semuanya menyayangi Sari. Namun sejak ia menikah ia harus mendampingi suaminya. Kami semua juga ingin Sari menjadi istri yang selalu menjadi pendamping suaminya dimanapun ia berada walau ke pulau terpencil sekalipun, seperti Pulau Pamantauang yang jaraknya sangat jauh dari kampung kami Painan Sumatera Barat.

Sebagai tenaga kontrak, masa kontrak suaminya akan berakhir pada bulan November. Itu artinya empat bulan lagi mereka akan kembali ke kampung. Menjelang kepulangannya, hanya melalui video call wa kami bisa berkomunikasi. Yang terkadang terkendala dengan situasi sinyal yang lebih sering tidak bersahabat, sedangkan dengan menelpon biasa jaringan tidak tersedia. Semoga anak dan menantuku selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT.

Bayang. Jumat, 31 Juli 2020