Rina Oktavani

Dilahirkan di negeri sejuta pesona tepatnya Kabupaten Pesisir Selatan. Tepatnya di sebuah kampung kecil nan memesona yaitu Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir....

Selengkapnya
Navigasi Web

Modul 1.4.a.10.2 Penerapan Budaya Positif Rina Oktavani CGP Angkatan 4 Kabupaten Pesisir S

 

A.      Latar Belakang

Pandemi membuat aktivitas seakan terhenti. Jarak yang membatasi hingga bertatap muka menjadi hal yang tidak dibolehkan lagi. Dunia pendidikan pun mengalami resesi. Belajar daring (dalam jaringan) menjadi solusi. Peserta didik cukup menikmati proses pembelajaran dengan gawai, kuota, dan jaringan yang kadang datang dan pergi. Akibat dari pandemi tersebut, krisis karakter mulai menyerang peserta didik. Rasa malas datang tanpa henti. Hingga lupa bagaimana caranya bertegur sapa dan hampir hilang kendali. Keluhan demi keluhan terjadi dan berpengaruh pada pola dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Guru hanya memberikan materi melalui grup pada aplikasi whatsaap di gawai masing-masing peserta didik sehingga pembentukan karakter semakin terabaikan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, perlu sekiranya perubahan perbaikan dalam dunia pendidikan. Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, guru hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Pembelajaran yang berpihak pada anak dilandasi budaya positif sesuai pengertiannya yaitu kebiasaan baik yang harus dilakukan secara terus-menerus agar menjadi karakter.

Penerapan budaya positif dapat dilakukan dan diwujudkan dengan cara membuat kesepakatan/keyakinan kelas untuk menumbuhkan disiplin positif melalui pembiasaan karakter, murid dapat bertanggung jawab atas pilihan mereka, tindakan guru yang tepat yaitu dengan bertanya dan membuat kesepakatan untuk mendorong motivasi. Pembiasaan untuk selalu senyum, sapa, salam tiap paginya juga merupakan penerapan budaya positif. Membersihkan sekolah (gotong royong) bersama juga merupakan budaya positif yang semestinya menjadi pembiasaan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, sebagai Calon Guru Penggerak)  sudah saatnya melakukan aksi nyata dengan menerapkan Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewaantara dan Budaya Psoitif

B.       Deskripsi Aksi Nyata

Aksi nyata yang saya lakukan di SMA Negeri 1 Lengayang (tempat mengabdi) yaitu mengimplementasikan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Menumbuhkan budaya positif di sekolah dengan memulainya dari diri sendiri di antaranya, membiasakan senyum, sapa, salam setiap paginya sebelum proses pembelajaran dimulai. Kemudian melaksanakan segitiga restitusi ketika menghadapi siswa yang melanggar disiplin sekolah dan memosisikan diri tidak sebagai penghukum. Membuat kesepakatan/keyakinan kelas yang berpihak pada murid. Saya juga mengimbaskannya kepada rekan guru di sekolah, dengan terlebih dahulu mengomunikasikannya kepada kepala sekolah

1.    Tujuan

Tujuan dari aksi nyata ini adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkan karakter murid melalui melalui pembelajaran yang bermakna dan penerapan budaya positif yang ada di sekolah, di kelas, maupun di rumah.

b. Menumbuhkan sikap tanggung jawab pada diri murid melalui kesepakatan/keyakinan kelas

c.    Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri guru, rekan sejawat, dan semua warga sekolah.

2.      Tolak Ukur

a.       Kemandirian dan disiplin murid

b.    Persentase murid melaksanakan kesepakatan kelas/keyakinan kelas dapat dilihat dari daftar kehadiran murid.

c.       Dokumentasi hasil kegiatan murid.

3.      Linimasa Tindakan Aksi

a.       Perubahan yang ingin dicapai oleh sekolah

b.      Perubahan yang ingin dicapai peserta didik

c.       Strategi pelaksanaannya

4.      Dukungan yang Diperlukan

a.       Keluarga, sebagai pusat pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk kemandirian murid.

b.      Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid dengan program yang terstruktur dan sistematis.

c.       Masyarakat, sebagai tempat eksplorasi dan eksistensi kemandirian dengan potensi kemandirian yang dimiliki , mengondisikan lingkungan yang kondusif untuk kemandirian murid.

5.      Cara mendapatkan dukungan

a.       Berkolaborasi dengan semua pihak terkait (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, rekan sejawat/guru, pada umumnya semua warga sekolah; keluarga dan masyarakat).

b.      Saling berbagi ilmu, pengalaman, dan praktik baik yang sudah dilakukan.

c.       Menyosialisasikan praktik baik tersebut ke seluruh warga sekolah.

 A.    Dokumentasi Aksi Nyata Penerapan Budaya Positif

 

1.      Sosialisasi kegiatan guru penggerak kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah

2.      Penerapan budaya positif oleh peserta didik

a.       Salam, sapa, senyum ketika memasuki gerbang sekolah

 

 

b.     Memutar lantunan ayat-ayat Al-Quran sebelum proses pembelajaran dimulai

c.   Penanganan kepada peserta didik yang terlambat dengan memosisikan diri sebagai Manajer

 

d.      Membuat keyakinan kelas

e.       Gotong royong membersihkan sekolah (taman depan dan belakang kelas)

 

f.       Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (belajar sembari bermain)

 

 

g.      Salat zuhur berjamaah

 

B.     Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

a.       Konsistensi dan berkelanjutan dalam melaksanakan penerapan budaya positif di kelas, sekolah, dan rumah.

b.      Lebih mengenal karakter murid secara psikologis.

c.       Lebih spesifik melakukan asesmen sikap pada murid

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post