Pembelajaran daring berlangsung sudah hampir 6 bulan. Capek dan stres tidak hanya dialami oleh siswa dan orang tua tetapi juga oleh guru. Bagaimana tidak....mulai menyiapkan metode pembelajaran online sampai pada penilaian, yang tentu saja membingungkan. Tidak ada standar yang jelas, tidak pasti juga tiap tugas dan ulangan siapa yang mengerjakan, sehingga guru seakan memberi nilai setengah hati. Jika tahun kemarin sudah pernah mengajar kelas yang dimaksud mungkin masih ada gambaran terkait prestasi siswa, tetapi jika belum pernah mengajar sama sekali, siap-siap saja nilai hanya dengan hati.

Selain proses dan penilaian, kadang guru juga masih diribetkan dengan protes orang tua siswa. Tentang cara guru mengajar dan yang pasti tentang kuota. Tidak tahukah mereka bahwa dalam mengajar guru juga membutuhkan kuota bahkan mungkin dengan porsi yang lebih banyak. Belum lagi guru juga punya anak yang belajar online juga, sehingga guru juga harus membelikan kuota anak-anak nya.

Yang lebih parah lagi, ketika mengajar dari rumah banyak sekali gangguan. Kalo yang ini, saya akan menceritakan sedikit dari banyak gangguan itu. Rara anak bungsu saya selalu merajuk ketika saya asyik ber hp ria selama proses mengajar. Pertengkaran dan perang kecil tak dapat dihindarkan. Ketika saya harus menjelaskan melalui video, dia pun ikut bershooting ria. Bahkan saat saya take a shoot, dia asyik menjadi sutradara. Begitulah.....keadaan seperti ini mulai menjenuhkan, tetapi semua harus dilalui. Bukan hanya saya yang mengalami ini. Bersama kita bahu membahu mencerdaskan anak bangsa, tentunya juga mencegah serta memutuskan mata rantai Corona. Bismillah....guru pasti bisa.