Rini Apriani Kartini

Navigasi Web
Godaan Itu Ahiiiyyy!

Godaan Itu Ahiiiyyy!

Alhamdulillah tak terasa Ramadhan sudah memasuki hari yang ke sepuluh, dimana berdasarkan sabda Rasulullah Saw pada 10 hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Pada 10 hari itu, banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada kita. Oleh karena itu sebaiknya di 10 hari pertama ini, kita banyak berdoa dan beribadah kepada Allah agar setiap hari kita berada di dalam rahmatNya.

Tapi yang namanya setan dan bala tentaranya tidak akan rida jika manusia ada di jalan kebenaran, sebagaimana Allah Swt telah berfirman di dalam Al-Qur’an:

Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (Al-A’râf/7:16-17)

Tuuhh kan??? Dari segala arah!!! Masya Alloh!

Pantas saja jika masjid semakin kesini semakin tampak luas, lantunan ayat suci Al-Qur’an hanya pas (tidak lebih tidak kurang untuk keperluan tertentu saja), dan parahnya lagi kemarin dijalan saya melihat orang merokok di siang hari tanpa ada rasa malu dan bersalah. (Tepok jidat!)

Luar biasa setan benar-benar menghalang-halangi kita untuk berbuat kebajikan. Pun hari ini, dimana hari libur sekolah, rasanya mata ini sudah tak bersahabat dan ingin segera istirahat, sepertinya enak tidur di atas kasur yang empuk berselimutkan mantal tebal melindungi tubuh ini dari hawa dingin di pagi hari. Astagfirulloh.. Tidak! Sekali lagi Tidak!

Kami (saya dan suami) sudah berkomitmen di awal sebelum Ramadhan, untuk Ramadhan tahun ini tidak akan tidur setelah subuh.

[Langsung tidur setelah shalat subuh ternyata tidak dianjurkan dalam Islam dan beberapa ulama menjelaskan hukumnya adalah makruh (jika tidak ada udzur dan keperluan). Selain itu, kurang baik juga untuk pola hidup yang sehat. Setelah subuh adalah waktu turunnya berkah dan rezeki, jika tidur maka tidak mendapatkan berkah ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Daud)

Beberapa ulama menjelaskan hukumnya adalah makruh. Urwah bin Zubair berkata,

“Zubair bin Awwam melarang anaknya tidur setelah subuh.”( HR. Ibnu Abi Syaibah 5/222)

Jika berbicara tentang “berkah” terkadang tidak masuk logika dan hitungan matematika. Mungkin ada yang bilang:

“Saya sering tidur setelah subuh (bahkan kelewatan shalat subuh), tapi rezeki saya lancar”

Jawabnya: walaupun secara hitungan rezekinya banyak, tetapi belum tentu berkah. Belum tentu ia qonaah dan bahagia dengan banyaknya harta. Bisa jadi banyak ia dapat, banyak juga ia keluarkan dalam hal yang tidak bermanfaat. Atau hartanya “dibuang-buang” oleh anaknya dan keluarganya dalam hal maksiat dan dosa.

Bahaya pola tidur setelah subuh secara medis

Secara medis, pola tidur setelah subuh kurang sehat. Perlu diingat yang namanya pola hidup tidak sehat, bukan sekarang akibatnya, tetapi akumulasi dan akan terasa ketika usia mulai menua karena pola hidup yang tidak sehat. Sebagaimana para perokok yang mengaku:

“Saya perokok tetapi masih kuat nih olahraga, masih sehat kok”

jawabnya: nanti kita lihat ketika ia sudah akan tua, banyak keluhan kesehatan bagi perokok ketika sudah tua.

Tidur setelah subuh tidak baik untuk kesehatan, karena saat itu adalah jam tubuh mulai melakukan metabolisme dan pemanasan. Jika tertidur lagi maka ibarat kendaraan yang tidak melakukan pemanasan. Ketika bangun jam 7 atau jam 8 pagi terasa masih lemas dan kurang bersemangat.

Tidur setelah subuh kurang sehat sebagaimana dijelaskan oleh ulama yang juga seorang dokter, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Beliau berkata,

“Tidur setalah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa [metabolisme] yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktifitas.”[ Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad 4/222, Muassah Risalah, Beirut, cet. Ke-27, 1415 H]

Jika bergadang sebelumnya dan perlu tidur, diusahakan tidur setelah terbit matahari

Setelah begadang semalaman, tidurnya (untuk balas) tidak langsung setelah subuh, tetapi setelah terbit matahari sekitar jam 6 pagi atau jam 6.30 (waktu Indonesia).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

“Di antara yang tidak disukai adalah tidur antara shalat pagi dan ketika matahari terbit, karena tidur pada waktu itu kurang baik…. sampai-sampai jika seseorang berjalan (safar) sepanjang malam, mereka tidak diizinkan untuk duduk (tidur dan istirahat) sampai terbit matahari.”

Beberapa ulama yang cukup sibuk melakukan seperti ini, mereka tidur sebentar setelah terbit matahari kemudian berangkat kerja dan mengajar.] (https://muslimafiyah.com)

Masih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan setelahnya sahur, sholat subuh, dan tilawah. Apalagi emak-emak, jangan ditanya kesibukannya apa saja, dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi tak ada waktu untuk beristirahat. Yaa Alloh mampukan kami untuk menjalani Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, karena pada hakikatnya bukan kami yang mampu tapi Engkau yang memampukan.

Ramadan Semangat! Ramadhan Kuat!

#Cimahi, 26052018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post