TANTANGAN MENULIS HARI KE-1
TANTANGAN MENULIS HARI KE-1
Hari ini saya akan pindah rumah, eh bukan, kami akan pindah rumah, he he. Kenapa saya sebutkan kami??.. karena setelah 8 bulan tidak menulis (sejak tanggal 18 Nov 2020) kehidupan saya sudah banyak berubah. Tanggal 19 November 2020 kemaren saya lupa menulis, sehingga harus terjun bebas menulis dari 76 hari yang sudah saya lalui. Saya lupa karena hari itu saya sibuk mengadakan acara lamaran saya.
Dan hari ini guy, pembaca (jika ada yang membaca, he he) yang baik hati, kami sedang menanti buah hati kami yang baru berumur 6 minggu di dalam kandungan. Kami berharap, dia tetap akan selalu kuat hingga tanggal 28 Februari 2021 rencana kelahiran nanti. Selama 8 bulan ini, saya sudah melewati ; acara lamaran, tunangan selama 3 bulan, melaksanakan pernikahan tanggal 12 Februari dan resepsi tanggal 13 Februari 2021 di Padang, Sumatera Barat (kampung halaman saya). Resepsi pernikahan di kediaman suami saya, tepatnya tanggal 23 Maret 2021 di Samadua, Aceh Selatan. Ibu dan keluarga alhamdulillah hadir ketika acara resepsi di Aceh kemaren.
Banyak hal baru yang saya alami selama 8 bulan ini, saya seakan tak percaya, 3 hari isolasi mandiri karena kontak dengan pasien reaktif (sekalipun hasil swab saya sampai hari ini tidak keluar, he he) mampu menjembatani takdir Allah Swt akan masa depan saya. Selama 3 hari tersebut, saya yang melaporkan diri ke sekretaris desa (yang ternyata masih lajang) menjadi tali ikatan suci ke ambang pernikahan. 3 hari guy, berkenalan dengan beliau, alhamdulillah, setelah 10 hari masa isolasi, orang tua beliau datang ke rumah kontrakan saya untuk melamar. Serasa mimpi, tak percaya, secepat itukah jodoh menyapa saya..
Selang 3 bulan lamaran, kami melangsungkan pernikahan di Padang, Sumatera Barat. Itulah jodoh, perjalanan ke Padang dengan rombongan 9 mobil dari Aceh mengikuti sunah rasulullah Saw tercapai dengan selamat. Kami (Saya, Paman, dan mempelai pria) yang seminggu lebih dulu pergi ke Padang, untuk menyelesaikan administrasi di KUA sebelum akad nikah sempat mengalami peristiwa naas berupa kecelakaan mobil di daerah Mandahiling Natal (Madina) ketika azan subuh berkumandang. Paman saya hanya mengalami sakit di bagian punggung, saya mendapatkan lebam di bahu kiri dan kanan, lutut kanan, dan pinggul kiri ditambah goresan di pipi sebelah kiri. Sementara 3 jari kiri calon suami saya mengalami pergeseran tulang. Selama hari-hari menuju akad nikah, calon suami saya harus berobat ke dokter spesialis tulang di kota Padang.
Kembali kepada hari ini. Usia kandungan saya sudah memasuki 6 minggu. Kabar bahagia ini kami dapatkan 3 hari yang lalu. Melalui bidan sebelah rumah dan hasil tespeck yang kami lakukan. Oooo, saya lupa, tanggal 27 Mei kemaren saya dinyatakan positif covid-19. Dan kami (saya dan suami) menjalani masa karantina mandiri selama 10 hari di rumah, di masa karantina tersebut, mertua saya mengantarkan makanan menggunakan rantang yang diletakkan di pintu rumah kami. Bulan Juni saya sudah tidak mendapatkan haid lagi, kemungkinan ketika masa karantina tersebutlah calon bayi ini terbentuk, he he.. terkadang lucu rasanya, Allah Swt punya cerita yang sangat luar biasa kepada saya. Ketika orang disibukkan dengan covid-19, saya merasa menerima berkah dengan covid-19 ini. Allah memberikan jodoh ketika isolasi dulu. Dan sekarang, Allah memberikan calon anak ketika isolasi. Covid membawa berkah jika kita menyikapinya dengan benar.
Oh iya, mari saya ceritakan tentang peristiwa saya positif covid-19 bulan Mei dulu. Hari itu, Rabu tanggal 19 Mei 2020, saya demam tinggi selama 3 hari, esok siangnya, suami membawa saya ke dokter untuk diberikan obat. Saya sudah telat haid waktu itu. Yang anehnya, kondisi saya ketika pagi hingga sore baik-baik saja, namun ketika malam, suhu badan meningkat dan tidurpun mengigau. Setelah 4 hari, suami melarikan saya ke IGD Sabtu malam, 22 Mei 2020. Pas di ruang IGD, dokter yang memeriksa menanyakan saya, apakah ibuk hamil? Saya bingung menjawabnya.
Saya sampaikan bahwa saya sudah telad haid 3 hari. Sang dokter menjawab bahwa itu hal yang biasa. Beliau tidak tahu bahwa kami ini pengantin baru, he he. Jarum suntik pun masuk ke tubuh saya, pertama jarum suntik untuk selang infus dan botol paracetamol. Tidak cukup 2 menit, isi botol paracetamol yang sebesar botol kratingdaeng ludus masuk ke tubuh saya. Cairan Infus pun menetes cepat di tangan kiri saya. Suntik kedua, suntik pengambilan sample darah. Crap, suntik itu tertancap di pergelangan tangan kanan. Menyusul suntik ketiga, suntik alergi katanya. Saya sudah ngeri-ngeri sedap menjalaninya karena ini perdana saya masuk rumah sakit selama hidup saya.
Suntik yang keempat pun juga saya dapatkan. Suntik keempat ini yang menurut saya sangat luar biasa, sekali tancap, membuat saya mau pingsan, yang semula bisa duduk menjadi mengantuk berat, serasa menuju pingsan, keringat dingin sebesar jagung membanjiri tubuh saya, sehingga suami saya pun agak panik. Saya merasakan mual hendak muntah. Cairan kuning keluar dari mulut. Muntah. Tapi hanya cairan kuning. Dan yang sakitnya, perut saya mules. Seperti ngeri haid. Perut ini seakan-akan didorong untuk keluar. Mirip sekali ketika mengalami nyeri haid. Namun malam itu haid saya tidak keluar hingga besok pagi. Siangnya baru darah mengalir seperti orang haid. Cuma yang anehnya, darah yang mengalir adalah darah segar. Darah itu keluar selama 1 hari, selang 1 hari baru muncul gumpalan-gumpalan darah merah yang bisa dipegang. Gumpalan itu terjadi selama 2 hari. Setelah itu, darah tidak lagi mengalir keluar. Jika pun ada, hanya sedikit, yang membuat saya tidak perlu memakai pembalut lagi.
3 hari di rumah sakit. Malam pertama dan kedua saya tidak sanggup tidur menggunakan AC rumah sakit. Suami saya setia menemani saya. Saya fikir, dia adalah anugrah Allah Swt yang dititip kepada saya.. Senin pagi, tanggal 25 Mei 2021 dokter masuk ke ruangan kami. Beliau membacakan hasil sample darah yang sudah diambil. Tidak ditemukan bakteri dan kuman dalam darah saya. Kemudian beliau menganjurkan untuk dites melalui virus, yakni menggunakan uji Swab. Kami menyanggupi untuk dites Swab pagi itu. Siangnya saya menjalani ronsen. Ketika masuk ruangan ronsen, petugas ronsen menanyakan apakah saya hamil kepada suami saya (petugas ronsen kenal dengan suami saya). Jika hamil, saya tidak bisa dironsen. Kami menjawab tidak. Begitu juga perawat yang masuk mmeberikan obat di pagi dan sore hari ke ruangan kami. Selalu menanyakan apakah saya hamil? Jika hamil, obatnya tidak boleh obat yang akan mereka suntikkan. Kami menjawab tidak. Senin malam dan selasa malam saya sudah bisa menikmati udara AC di rumah sakit, sekalipun temperaturnya harus di posisi 32 derajat C, he he.
Selasa pagi pun selang infus sudah bisa dilepas. Dari hari senin sore sebenarnya saya sudah merasa baikan sekalipun masih dalam kondisi lemah. dokter bilang ketika hari senin, jika selasa sudah bisa berjalan maka saya diperbolehkan untuk pulang hari rabu. Saya gembira mendengarkannya. Rasanya, seluruh pasien di rumah sakit ini, sebagus apapun service di sini, semua tetap berdoa untuk pulang. Oh iya, saya lupa, senin sore dan selasa pagi pihak rumah sakit sudah melakukan pengambilan Swab kepada saya. Rabu siang alhamdulillah saya sudah bisa pulang. Kamis sore, keluar hasil Swab, bahwa saya dinyatakan POSITIF Covid-19.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga segera sembuh, Bunda. Tetap semangat. Salam literasi
iya.. terima kasih atas doanya.
Saya ikut sedih membacanya. Semoga Bunda segera mendapatkan hasil negatif. Jangan lupa minum air hangat nan banyak, baluri dengan minyak kayu putih sekitar kerongkongan. Ada teman yang mencoba obat bawang putih giling + bawang merah giling+ madu.Ada yang mencoba air kelapa muda + madu + garam himalaya.Makan sayur dan buah juga perlu.Semoga segera beraktivitas normal ya Bu cantik. Salam kenal dari Lubuk Sikaping
terima kasih atas doanya sayang
terima kasih atas doanya sayang
Kok sampai pendarahan gitu ya emangnya yang benar sakit apa sih
saya lagi hamil pak.. tapi sayang, mungkin sedang keguguran
Saya cewek say