Aku memacu Vario Tecno milikku dengan kecepatan tinggi, sinar surya yang mulai redup membuatku ingin segera sampai di rumah. Apalagi kulihat awan hitam pekat menggelayuti langit yang tadi begitu terangnya. Walaupun cuaca tidak memungkinkan untuk singgah di pasar sekedar membeli makanan untuk buah hatiku, jiwa keibuanku menentang semua itu. Tetap saja aku singgah demi orang-orang yang disayang yang sudah kutinggalkan di hari yang semestinya kuhabiskan bersama mereka.

Beberapa kilometer sebelum rumahku, terlihat keramaian di pinggir jalan, orang-orang seperti kebingungan. Rasa penasaranku terusik sehingga membuatku memberhentikan tungganganku dan ikut mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Sepertinya tidak terjadi kecelakaan, tidak ada motor ataupun mobil yang lecet, apalagi orang yang tergeletak di jalan seperti tanda-tanda kecelakaan biasa. Orang-orang di situ melihat ke arah luruh yang berada di sebelah kanan jalan. Aku membuka helm yang menutupi telingaku, seketika itu terdengar seorang perempuan yang menjerit-jerit minta tolong, tiba-tiba seorang laki-laki membawa sebuah golok. “Mungkin perempuan mau gantung diri”, celetuk seseorang. Barangkali golok itu untuk memutus tali gantungannya, pikirku.

Aku mencoba menuruni lurah hingga terlihat olehku hamparan sawah yang kelihatannya sedang dibajak. Terlihat seorang perempuan sedang menjerit-jerit. Perempuan itu sedang dipegangi oleh seorang perempuan pula. Kaki perempuan itu meronta-ronta ke lumpur sawah yang sedang tergenang oleh air. Terlihat beberapa orang di bagian lain sedang menarik-narik sesuatu. Beberapa saat kemudian terlihatlah olehku seekor kerbau yang sedang berusaha diselamatkan oleh beberapa orang laik-laki. Rupanya kerbau tersebut jatuh dan kepalanya terbenam di lumpur sawah. “Alhamdulilaa..ah”, ucapku.

foto:https://www.google.com/search?q=suasana+sore+hari&safe=strict&sxsrf=ALeKk03GnGdG7C3eFSMyHs0kUNVDbc8M7g:1614610965294&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjjo6XIro_vAhXulEsFHZiLDd8Q_AUoAXoECAgQAw&biw=1024&bih=489#imgrc=vN7oHzaXulvZDM