Rini Rosaria

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KUTERIMA DENGAN BISMILLAH (32)

KUTERIMA DENGAN BISMILLAH (32)

Di kamar yang tidak begitu luas, mak Hanum duduk di pinggir ranjang bersama anak gadisnya. “Hanum, bukankah engkau sudah tahu kemarin sudah datang keluarga Fahri untuk meminangmu. Sudah lama mak dan bapak menginginkan engkau menikah dengan laki-laki yang bertanggungjawab. Seharusnya mak bahagia menerima lamaran untukmu ini, namun lamaran ini berbeda dengan lamaran yang mak harapkan. Engkau dilamar untuk dipoligami, sebenarnya mak keberatan dengan lamaran ini, ingin mak menolak saat itu juga, namun mengingat engkau dan Fahri adalah teman lama maka mak serahkan jawabannya kepadamu. Sebelum engkau mengambil keputusan engkau mesti sudah memikirkan baik buruknya. Segala resiko atas keputusanmu engkau sendiri yang akan menanggungnya. Mak tunggu jawabanmu besok pagi, karena keluarga Fahri akan datang kembali untuk mendengarkan keputusanmu”, begitulah kalimat-kalimat mak kepada anak gadis yang kini tinggal seorang kerana kembaranya telah tiada. Hanum hanya terdiam, sebenarnya dia tidak terlalu kaget dengan lamaran keluarga Fahri karena memang Siti adik Fahri sudah menyampaikan hal ini kepadanya. Namun kalimat-kalimat maknya sebentar ini begitu hebat menghujam ke sanubarinya. Sehingga ia mesti memikirkan kembali keputusan yang akan diambilnya.

Malam itu matanya tak mau terpejam. Kalimat-kalimat mak tadi siang selalu mengganggu pikirannya, sebelumnya Hanum sudah membuat keputusan untuk menerima lamaran Fahri, namum kalimat-kalimat maknya membuat dia mesti berfikir kembali. Di satu sisi maknya ada benarnya, karena menjadi istri kedua bukanlah perkara yang mudah, harus ikhlas berbagi dengan istri pertama. kelihatanya memang mudah namun tentu akan sulit jika dijalani. Namun di sisi lain berat juga hatinya menolak lamaran laki-laki yang pernah singgah di hatinya dulu, dan diapun tahu kalau Fahri juga pernah memiliki rasa kepadanya. Lagipula lamaran ini adalah kehendak Syalwa istri Fahri, tentu tidaklah sulit menjalaninya karena tampaknya Syalwa sudah siap dengan segala resiko yang akan muncul dari rencananya sendiri.

Karena sudah lelah berfikir, maka tertidur juga Hanum akhirnya. “Hanum…, kenapa engkau masih bimbang? uda Fahri adalah laki-laki yang baik, kita sudah mengenalinya sejak dulu. Apalagi ini adalah atas kehendak istri uda Fahri. Ambo yakin engkau akan bahagia bersamanya, dan ambo turut berbahagia kalau engkau juga bahagia”, astaghfirullahalazii…mmm, bermimpi ambo rupanya. Benarkah Hanim juga menginginkan hal ini?” Hanum terbangun dari mimpinya. Lalu dia bangkit menuju kamar mandi untuk berwuduk, ditunaikannya sholat istiqoroh untuk membuang keraguannya. Hanum begitu khusuk meminta petunjuk kepada Allah hingga dia tertidur di sajadah yang membentang hingga kokok ayam membangunkannya.

“Hanum… Hanum…”, maknya memangil sambil memasuki kamar anak gadisnya. “Apakah engkau sudah membuat keputusan? nanti malam mungkin mak Fahri akan datang mendengarkan keputusanmu”, mak ingin tahu dengan keputusan anak gadisnya. “Mak, maafkan Hanum jika keputusan yang Hanum ambil akan mengecewakan mak, tetapi Hanum sudah memikirkan hal ini dengan sebaik-baiknya mudah-mudahan ini adalah keputusan yang tepat, dengan bismillah Hanum… Hanum… bersedia menerima lamaran uda Fahri mak”, sangat hati-hati Hanum menyampaikan keputusannya agar jangan sampai membuat maknya terkejut. “Kalau ini adalah keputusanmu, mak dan bapak akan selalu mendoakanmu agar engkau bahagia dan tidak menyesal dengan keputusan yang engkau ambil sekarang”, anak beranak itu berpelukkan hingga air mata mak membasahi punggung anak gadisnya begitu juga punggung mak yang sudah basah oleh air mata Hanum.

foto:https://www.google.com/search?q=karikatur+seorang+ibu+dengan+anak+gadisnya&safe=strict&sxsrf=ALeKk03Bx-gQLejy9jnF2-YUijjU4dEpGQ:1614430551669&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwi4uK-8jorvAhXEdCsKHRULDA4Q_AUoAXoECAwQAw&biw=1024&bih=489#imgrc=lE2wNtOg0xklwM

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat rini,mampu menuliskan kisah ini

27 Feb
Balas



search

New Post