Jika sepasang kekasih akan selalu bergandengan tangan, maka untuk hal yang satu ini tidak selalu demikian. Seringkali kita memaksa menggandengnya padahal dia harus dipisah. Memang ketentuan ini tidak ditulis dalam undang-undang yang pelakunya akan dihukum apabila tidak mematuhinya. Namun alangkah baiknya kita menyempurnakannya supaya lebih enak untuk dinikmati. Lho, ini membicarakan masalah apa sih. He he. Baiklah, supaya tidak penasaran saya akan mulai membahas satu per satu.

Perkenalkan namaku "pun." Nama yang sederhana Namun bila disandingkan dengan yang lain akan menjadi bermakna. Aku terbiasa berada di belakang. Kadang bergandengan tangan. Kadang harus berpisah. Itu adalah hal yang harus diperhatikan. Kadang ada yang memaksaku bergandengan padahal seharusnya dipisah. Oleh karena itu, aku akan memberitahukan beberapa hal berikut ini :

1. Aku harus bergandengan tangan ketika menjadi kata penghubung.

Contohnya :

Meskipun sibuk, dia dapat menemani putrinya mengerjakan PR.

Dia tetap bersemangat walaupun dalam kondisi sakit.

Adapun penyebab kecelakaan itu belum diketahui.

Bagaimanapun naskah itu harus selesai dalam satu bulan.

2. Saat aku tidak menjadi kata penghubung maka jangan coba-coba menggandengku. Aku harus ditulis terpisah.

Contoh :

Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

Itulah sekelumit cerita tentang "pun." Semoga bermanfaat.

Kebumen, 29 Desember 2019