Rini Yuliati

Seorang ibu dari dua orang putri yang ingin belajar merangkai huruf sehingga menjadi bermakna. Tinggal di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah. Profesi mom...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berjuang Melawan Psikosomatik dengan Sugesti Positif

Awal Desember tahun lalu menjadi hari yang penuh dengan rasa mengharu biru. Kebahagiaan dan kesedihan bercampur dalam kepingan hati yang sulit dijelaskan. Rasa gembira setelah acara wisuda di luar kota berakhir dengan tumbangnya raga ini. Sepertinya tubuh ini tak kuasa menahan gempuran penyakit. Batuk yang mengganggu hari-hari dan malamku menjadikan tubuh semakin drop. Ditambah lagi ada segaris warna merah yang muncul ketika berdahak Mulai muncul kepanikan yang merayapi hati ini. Ada apa dengan batuk yang tak kunjung sembuh? Itu pertanyaan yang selalu memenuhi benak ini.

Berobat ke dokter keluarga namun tidak ada perubahan. Akhirnya dirujuk ke RS daerah. Diagnosa awal terkena tuberculosis. Shock berat. Rontgen dada dan pemeriksaan dahak menjadi pilihan. Selama menunggu hasil dari laboratorium dan rontgen, aku berselancar mencari jawaban yang masih samar. Ternyata tidak membuat tenang. Kepanikan terus membelit tanpa bisa dibendung. Setelah satu minggu, hasil rontgen dan pemeriksaan dahak menunjukkan diagnosa bronkitis kronis. Ada kelegaan secuil di hati ini karena bukan tuberculosis.

Dokter memberikan obat antibiotik dan penghenti darah. Ditambah obat lambung karena aku mempunyai riwayat sakit maag. Di tengah-tengah proses pengobatan dokter, aku terus saja mencari informasi dari internet. Hal itu yang akhirnya membuat diri ini terserang gangguan kecemasan berat. Aku semakin tenggelam dalam rasa yang sulit dijelaskan. Merasa bahwa penyakit ini adalah penyakit berat membuat lambungku semakin bergejolak. Bahkan suami sempat melarangku untuk browsing di internet karena membuat tambah drop.

Kegelisahan terus saja menghantui hari-hariku. Merasa bahwa penyakit ini tak kunjung membaik walau sudah berobat. Rasa cemas itu membuat tidak nyaman. Jantung berdebar dengan detak yang semakin cepat. Insomnia. Bahkan ketakutan demi ketakutan yang tidak logis mengisi benak ini. Aku hanya bisa menangis. Ya Allah. Dimana rasa bahagia itu? Aku kehilangan diriku yang dulu. Bahkan untuk sekadar tersenyum pun sangat berat kurasakan.

Psikolog. Itu kata yang terlintas di pikiran. Ketika kecemasan semakin memuncak. Kebetulan ada kenalan. Sore itu aku diantar suami ke tempat prakteknya. Sosok ramah itu menyambutku dengan senyuman. Aku pun menceritakan kronologis kejadian yang menimpaku. Beliau mendengarkan dengan seksama. Raut mukanya yang tenang membuat hatiku sedikit terobati. Dengan suara lembutnya menjelaskan bahwa ada beberapa point' yang harus kulakukan. Ikhlas, pasrah dan berdoa memohon kesembuhan kepada-Nya. Setelah itu aku diberi sugesti positif. Air mata mengalir deras ketika terapi sugesti itu masuk ke dalam pikiran. Proses terapi itu membuat hati ini terasa sedikit plong.

Gejala kecemasan itu ternyata adalah gangguan psikosomatik. Gangguan psikosomatik adalah kondisi ketika tubuh mengalami keluhan fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh pengaruh faktor mental pada diri seseorang seperti takut, stres, depresi atau cemas. Hal itu seperti lingkaran setan. Gangguan fisik menyebabkan psikosomatik. Sementara itu psikosomatik mengakibatkan gangguan fisik. Jika rantai itu tidak diputus maka akan terasa semakin berat.

Aku harus terbebas dari rasa ini. Ya, aku harus sembuh. Kalimat itu yang terus aku dengungkan di dalam hati. Allah Maha Penyayang. Hanya kesabaran solusi yang paling jitu menghadapi cobaan ini. Teringat sebuah ayat dalam Alquran.

Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’” (QS. al-Baqarah [2]: 155-156)

Ayat tersebut menjadi obat ketika rasa cemas itu hadir tiba-tiba. Sugesti kalimat "sabar, sabar dan sabar terus aku ucapkan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post