Hubungan Antara Imajinasi Dan Menulis
Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum. Allah telah menciptakan potensi otak yang sangat dahsyat sekali. Subhanallah, hanya kata itu yang sanggup untuk melukiskan kedahsyatan ciptaan-Nya. Otak terdiri dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri. Masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri. Otak kiri berhubungan dengan hal-hal yang bersifat logika, rasio. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan hal-hal seni, imajinasi/fantasi dan kreatifitas. Manusia selalu menggunakan kedua bagian otak ini, namun biasanya ada yang lebih dominan, otak kanan atau otak kiri.
Dalam hal menulis, kita banyak menggunakan imajinasi/fantasi terutama untuk tulisan yang bersifat deskriptif atau menggambarkan sesuatu hal. Imajinasi akan membantu kita untuk mengembangkan ide pokok yang sudah ada di kepala kita. Misalnya kita mempunyai ide pokok untuk menggambarkan suatu keadaan seorang pengemis. Maka tentu kita akan berimajinasi membayangkan gambaran pengemis yang pernah kita lihat untuk kemudian kita tuliskan dalam rangkaian huruf tertentu. Contoh peran imajinasi dalam mengembangkan paragraf :
"Seorang pengemis terlihat sedang duduk di sudut sebuah pasar. Pakaiannya terlihat berwarna kecoklatan, mungkin sudah beberapa hari tidak dicuci. Dia mengenakan topi lusuh yang sudah terlihat sobek di bagian pinggirnya. Kakinya terlihat kecil sebelah sehingga dia menggunakan kruk kayu untuk membantunya dalam berjalan. Dari wajahnya yang lusuh terlihat gurat-gurat kelelahan. Tangannya yang tampak gemetar memegang kantong yang dia ulurkan pada setiap orang yang berjalan melewatinya. Dimanakah anaknya?
Apa yang Anda bayangkan ketika membaca paragraf di atas? Tentu imajinasi kita akan ikut membayangkan bagaimana sosok pengemis tersebut. Imajinasi penulis akan memberikan roh kepada tulisannya sehingga pembaca seolah-olah ikut menyaksikan suatu kejadian ataupun perwatakkan dari suatu tokoh cerita.
Saya merasakan imajinasi sangat berperan sekali dalam menulis, terutama ketika kita menulis sesuatu peristiwa atau kejadian yang tidak kita alami sendiri. Imajinasi kita dibawa untuk mendalami situasi yang dialami tokoh dalam cerita. Beberapa kali saya mencoba membuat cerpen yang kisahnya tidak saya alami sendiri, dan itu membutuhkan daya imajinasi yang lebih supaya cerita kita mengalir dengan natural.
Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk belajar menulis didalam blog keroyokan ini. Setidaknya saya belajar untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan menjadi simpanan dan suatu saat akan kita baca kembali.
#disuatu waktu#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya koq belum bis berimajinasi ya? makaanya tulisan saya biasa-biasa saja
He..he...masa sih...Bapak cuma merendah padahal sudah mahir berimajinasi....Salam literasi..
Saya selalu gagal untuk berimajinasi
Why?...Bukankah sudah berhasil membuat sebuah buku.. Berarti sudah bisa berimajinasi...
Bukunya kan diambil dari kisah nyata berarti tidak berimajinasi dong
Imajinasi juga bermain ketika kita menuliskan kembali apa yang pernah kita alami... karena untuk menuliskan hal tersebut membuat kita membayangkan hal-hal yang pernah kita lewati
Apa bedanya berimajinasi dengan mengingat kembali peristiwa yang lampau?
Imagine adalah tindakan membayangkan, meskipun pada prakteknya terdapat perbedaan antara “membayangkan” dan “mengimajinasikan”. “Membayangkan” mempunyai konotasi sebagai sesuatu yang lebih mudah dilakukan karena berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan “mengimajinasikan” itu merambah wilayah yang lebih luas sehingga tidak dapat direduksi sebagai sekedar membayangkan.
Ya Bunda betul... Dan berimajinasi dalam membuat sebuah cerita, sulit sekali
Bunda Meynia sudah berhasil membuat cerita yang bagus....tetap semangat...
Imajinasi, ya betul...bunda. Imajinasi sangat dibutuhkan untuk meracik kata-kata sehingga kriuk untuk dilahap pembaca. Semakin sering kita menulis, semakin berkembang pula imaginasi. Mantaffff...bunda. Lanjutkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Njih Bu....Sedang belajar meramu imajinasi Bu...Terima kasih kepada Ibu Raihana..yang selalu memberi semangat menulis...Barakallah..
Teruslah menulis Bu. Imajinasi memang jadi modal penting untuk menulis. Mantap tulisannya.
Njih..Pak...sedang belajar untuk konsisten dalam berimajinasi...Terimakasih sudah berkunjung..
Mantap...... Alhamdulillah sdh diberi kesempurnaan Bu.
Bersyukur karena diberi kesempurnaan otak yang membuat kita bisa berpikir dengan baik...Terima kasih buat bu Siti Fatimah yang selalu setia membaca tulisan saya...Barakallah..
Keren banget tulisannya bunda.. Yuk kembangkan imajinasi biar berkembang pula tulisan diri... Lanjut bunda
Ayooo Bunda.... Semangat terus untuk belajar menulis...
Insyaallaah siap bunda.. Doa dan suportnya njih
Sisi lain kehidupan yg ingin dirangkai
Merangkai imajinasi menjadi bentuk tulisan yang suatu saat akan kita baca kembali...Salam literasi...
Mari ber imajinasi. Kadang saya terlihat sangat melankolis dengan imajinasi ini
Mari.....Wanita cenderung terbawa perasaan sehingga lebih mudah berimajinasi...salam literasi...