Literasi Film Aladdin
Sudah tiga liburan ini, ada kebiasaan baru anak-anak yaitu menonton bioskop. Melihat gambar pada layar lebar seakan ada sensasi tersendiri. Ditambah suara yang menggelegar. Rasanya seperti ikut dalam dunia khayal itu.
Liburan hari raya idul fitri tahun ini, di bioskop sedang tayang film Aladdin. Film besutan sutradara Guy Ritchie ini cukup sukses mendulang penonton. Terlihat dari antrian di depan studio. Tak sabar rasanya untuk melihat TV besar itu.
Akhirnya pintu studio dibuka. Kami mencari tempat duduk sesuai nomor yang tertera pada tiket. Duduk manis sambil menikmati berondong jagung. Dimulailah aksi pemuda Aladdin dengan petualangannya. Mata ini dimanjakan dengan adegan-adegan yang fantastis. Serasa ikut terbang bersama karpet ajaibnya. Ditambah dengan lagu soundtracknya yang menambah energi dalam aksinya. Terlepas bahwa kisah Aladdin hanya sebuah dongeng yang turun temurun, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil, diantaranya yaitu :
1. Menjadi perempuan yang kuatPrincess Jasmine jadi sosok berani mendobrak aturan yang menyusahkan perempuan seperti dikurung di istana dan dilarang menjadi sultan. Tak hanya cantik, bisa jadi role model untuk anak-anak karena jadi princess yang suka membaca buku, pintar, baik hati pada sesama, dan punya suara sehingga bisa jadi pemimpin. Sooo inspiring!
2. Orangtua jangan meremehkan anaknyaHanya karena anak kita perempuan, jangan lalu meremehkan dia tak bisa setara dengan laki-laki. Ayah Jasmine, sang sultan, harus melalui satu film dulu untuk bisa sadar hal ini. Kita jangan ya, bunda ! Anak perempuan bisa lho punya potensi yang sama dengan anak laki-laki!
3. Jangan serakahKhas fairy tale, selalu ada satu orang serakah yang kena batunya. Orang ini tentu Jafar yang tak pernah puas dan terus menerus ingin lebih. Seperti bercermin pada diri sendiri karena kadang rasanya kurang bersyukur dan terus menerus ingin lebih.
4. Jadi diri sendiri itu yang terbaikPada akhirnya, orang akan melihat value kita lewat perbuatan, bukan siapa kita atau apa yang kita miliki. Aladdin memilih tetap jadi Aladdin yang miskin dan bukannya Prince Ali yang kaya raya. Justru ternyata dengan jadi diri sendiri, ia tetap bisa menikah dengan putri impiannya.
5. Persahabatan itu sangat berhargaValue your friend! Will Smith sebagai Genie benar-benar mencuri perhatian sepanjang film. Ia menjadi Genie yang humanis, yang punya hati dan sisi kemanusiaan. Ia menghargai teman dan ngambek saat merasa dikhianati. Terasa sekali persahabatan yang kuat antara Aladdin, Abu, Carpet, dan Genie
Tulisan ini hanya sekadar sharing saja. Sisa liburan kemarin.
Disarikan dari : https://mommiesdaily.com
My home, 14 Juni 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
.. Dan nonton juga literasi bun. Meresensi yang ditayangkan. Bisa lihat Jin. OK Bun
Iya Pak Tanto...Bisa lihat jin dan karpet terbang sekaligus menulis..he..he..Barakallah...
Weah mantap, sambil nonton sambil belajar. Coba setiap anak muda kita mampu seperti bu Rini, pendidikan karakter rasanya tidak diperlukan lagi. Sukses and bahagia selalu.
Wah.. komentar Pak Agus sungguh luar biasa...Bisa diusulkan "Pendidikan Karakter Berbasis Film"...Tentu sangat menyenangkan apabila karya film dibuat dengan muatan karakter yang baik...Salam sehat dan bahagia ...Barakallah Pak Agus ...
Inilah yang disebut tontonan bisa menjadi tuntunan, nggih Budhe. Semoga trend baru pada anak-anak kita (nonton), bisa mendatangkan banyak manfaat. Jazakillah khoir untuk sharingnya, Budhe. Salam sehta, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Budhe Rini.
Betul Uthi...Orang tua perlu terus mendampingi putra putri kita supaya tontonan bisa menjadi tuntunan...Terima kasih atas komentar Uthi Rai yang aduhai ..Salam sehat dan bahagia...Barakallah Uthi Rai...
Apapun selalu bisa jadi tulisan ya Mbaqqu....Nonton di bioskop memang punya sensasi tersendiri sama dengan tulisan mba Rini yang juga sensasional... Rindu baca cerpen dirimu Mbaqqu.... Sehat dan sukses selalu. Barakallaj
Beberapa hari ini tidak menulis rasanya kangen dengan teman2 di sini....Termasuk dengan Bu Penilik ..Uni Desi Fatma...Hi..hi..Sedang tidak ada ide menulis cerpen nih...Salam sehat dan bahagia ...Barakakallah ..
Mantaps Budhe, selalu ada hikmah yang dapat dipetik, pun dalam hal menonton film. Sukses selalu dan barakallahu fiik
He..he..sekadar menyalurkan energi menulis Bun...Terima kasih selalu mampir di sini..Salam sehat dan bahagia..Barakallah Bunda Pipi..
Nonton film itu juga salah satu literasi. Asiknya jika dilakukan bersama anak-anak pasti seru, pesan moral mudah tersampaikan dan semua enjoy. Apalagi ada popcorn nya, weh tambah gayeng no. Barakallahu Fiik bu Rini dan kluarga.
He..he...Bu Rita...Liburan asyik bersama anak2 ...Menyenangkan..Tanpa terasa popcorn rasa coklat tinggal bungkusnya saja...Salam sehat dan bahagia selalu Bu Rita...Barakallah...
Masih menjadi jajanan paporit kita brondong jagung, nonton sambil ngemil. wenak tenan.Barakallah Ibu Rini sehat selalu
Betul Pak...Berondong jagung rasa coklat tak terasa sudah habis...Rasanya menyenangkan sekali...Terima kasih sudah mampir di sini..Barakallah Bapak..
Wow...jadi tau sy sblm nonton filmnya...mksh Bu Rini..
He..he..monggo Bunda Noor Ali melihat langsung filmnya...Pasti lebih mengasyikkan....Selamat liburan Barakallah...