Mengapa tak ada ide di kepala ini? Bahkan sekadar beberapa kata. Tangan terasa kaku. Pikiran terasa hampa. Ingin kembali menulis rasa. Menulis asa. Menulis gulana. Namun semuanya hanya menjadi angan yang tertiup angin pancaroba.

Malam ini mencoba kembali merangkai kata untuk sekadar mengurai rasa yang terendap di jiwa. Suara motor di luar sana sesekali terdengar memecah kesunyian hati. Kurangkai huruf demi huruf dengan perlahan. Walau tak berarti setidaknya sudah ada keberanian untuk merangkai kata yang hilang.

Hujan rintik rintik mulai turun di luar sana. Aku masih sibuk dengan diri ini. Dengan rasa yang tak biasa. Aku ingin menangis. Tapi air mata enggan untuk keluar. Ingin tertawa tapi tak ada yang harus ditertawakan. Mengapa harus terulang rasa ini? Wahai Sang Pencipta, tolong rengkuh tubuh ini. Tak sanggup tanpa cahaya-Mu. Beri aku setitik cahaya agar aku bisa merasakan apa itu bahagia. Biarkan aku menangis dalam diam. Aku hanya ingin hari-hariku kembali seperti dulu lagi.

Kebumen, penghujung Agustus