#tantangan menulis ke-38

#pentigraf 28

Aku kalau disuruh memilih, akan milih kamu, begitu kukatakan pada Martini, agar Ia senang. Soalnya akhir-akhir ini Martini sangat pencemburu. Mungkin karena semakin banyak orang yang kasak-kusuk meragukan kesungguhanku. Aku dianggap hanya mau pada hartanya. Gosip itu nampaknya sampai ke telinga Martini. Orang-orang percaya aku masih menjalin hubungan dengan Lastri, adik Martini. Sebenarnya tak bisa disalahkan juga orang berprasangka begitu, karena awalnya memang begitu.

Ketika masih SMA aku sering main ke rumah Lastri. Aku dan Lastri memiliki hubungan spesial. Martini saat itu baru saja pulang dari Jakarta setelah merantau cukup lama. Penampilannya memang lain, riasan wajahnya menor, busananya heboh, khas penampilan gadis metropolis. Waktu itu tidak ada tanda-tanda Ia menaruh hati padaku. Ia sibuk dengan usaha salonnya. Baru setelah Lastri kuliah di kota dan jarang pulang, Martini kelihatan sangat memperhatikanku. Awalnya Ia minta nomor handphone, lalu sering chating, sering ngasih hadiah. Aku ladeni saat itu hanya untuk main-main saja. Untuk seru-seruan saja. Tapi lama kelamaan aku tak bisa mengelak. Martini ternyata sangat pandai menjeratku sehingga aku tak bisa menghindar darinya.

Yang aku khawatirkan adalah jika nanti Lastri pulang, lalu tahu apa yang terjadi, itu sangat meresahkanku. Tapi aku tak harus menunggu terlalu lama. Rupanya gosip itu sudah sampai juga ke Lastri. Lastri menghubungiku lewat telpon. Ia sangat menyesalkan perbuatanku. Ia marah sekali. Aku meminta maaf, aku katakan aku sebenarnya tidak serius dengan Martini. Tapi Lastri sudah patah arang, Ia telah menutup hatinya untukku. Cuma Ia menyampaikan satu rahasia yang perlu aku tahu. " Kakakku Martini itu transgender, mas. Waktu berangkat merantau Ia bernama Martono. Begitu pulang dari Jakarta Ia menjadi Martini", kata Lastri parau. Bah!!!

S E L E S A I