Ririk Rijanarto

Saya guru Fisika yang ingin belajar menulis juga. Bismillah.......

Selengkapnya
Navigasi Web
HANIFAH HAPSARI

HANIFAH HAPSARI

#tantangan menulis ke-34

#pentigraf 24

 

Di halte bus depan pasar inilah setahun yang lalu aku bertemu dengan seorang gadis yang kemudian sangat dekat denganku. Aku ingat betul, waktu  itu aku membawa sepeda motor gerobak mengantar barang dagangan ke pasar. Aku heran melihat ada seorang  gadis cantik duduk sendirian di halte di pagi buta. Aku hampiri dia dan mengajaknya berkenalan. Namanya  Hanifah Hapsari. Ternyata  Ia karyawan perusahaan yang sedang menunggu bus. Setiap pagi, bus PT. Udang memang rutin berkeliling desa untuk menjemput para karyawannya.  PT. Udang adalah perusahaan besar pengolah dan pengirim udang untuk tujuan ekspor. Karyawannya ribuan orang yang tersebar di beberapa kecamatan.

 

Sejak pertemuan itu, hubunganku dengan Hanifah semakin dekat. Kami merasa ada kecocokan. Anaknya cantik ,ramah, sabar dan mandiri. Di saat teman-teman seangkatannya kuliah, dia memilih untuk bekerja, karena tidak ingin membebani orang tuanya yang semakin menua. Jika nanti aku memang berjodoh, aku yakin akan dapat membahagiakannya. Aku bercita-cita punya kios dagangan sendiri di dalam pasar. Aku yang akan mencari barang dagangan ke petani di desa, Hanifah cukup menunggu dagangan di kios, seperti  Kang Parman dan Yu Ti yang sekarang sukses berdagang sayur mayur. Hanifah tidak perlu lagi bekerja di PT. Udang.

 

Seminggu ini aku tak pernah berjumpa dengan Hanifah.  Berkali-kali aku telpon, tidak aktif. Aku mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres. Sore sepulang dari pasar aku mampir ke rumahnya. Ia mengajakku duduk di ruang tamu. Tidak biasanya Hanifah mengambil  tempat di pojok ruangan menjauhiku dan memakai penutup hidung dan mulut atau masker. Aku tanya mengapa tidak bisa dihubungi. Dia bilang hp-nya rusak. Aku tanyakan pula mengapa tidak pernah terlihat lagi di halte.  Dengan lirih dia berkata, " maafkan aku  Mas Tarjo. Aku sedang menjalani karantina mandiri selama dua minggu. Hasil Swab test di pabrik aku dinyatakan positif covid ", katanya sambil menangis dan mendekatiku. Aku kaget setengah mati, tak sadar aku melompat dari tempat duduk menjauhinya. Aku minta maaf dan buru-buru pamit pulang.

S E L E S A I

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa...pentigrafnya Pak...jangan buru2 curiga dong...tuh kan hasil swabnya reaktif....

27 Aug
Balas

Ia Bu....tapi takuttt.,...ha.ha.Trims Bu Khatijah.

27 Aug

Cinta tp takuut... Ketularan covid... He... He..

11 Aug
Balas

Ia Bu Gesti. Covid mengalahkan kangen

11 Aug

Wkwkww,,,potret faktual yang terjadi di lingkungan sekitar. Semoga Hanifah cepet sembuh. Mantap pak,,, semangat

11 Aug
Balas

Terima kasih doanya bu. Mungkin kalau sudah sembuh Hanifah tdk kerja di PT lagi. Saya ajak jualan di pasar saja...wkwkwk

11 Aug



search

New Post