HUJAN UANG DARI LANGIT
#tantangan menulis ke-16
#pentigraf 4
Pak Bahrus merupakan 'orang pintar' di desaku. Kehidupan Pak Bahrus sekarang tampak berubah drastis . Dulu ia seorang buruh tani , yang ekonominya sering kali kembang kempis, tapi sekarang kehidupannya berbeda, ia sudah serba berkecukupan. Pak Bahrus hidup dengan anak gadis semata wayangnya, Delima . Sejak ditinggal ibunya 17 tahun yang lalu, Delima telah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik dan merupakan salah satu bunga desa. Di rumah itu juga ada Marto keponakannya, yang membantu Pak Bahrus sehari-hari dalam melayani para tamu. Awalnya, tamu yang datang biasanya minta tolong dibuatkan ajimat penglaris dagangan, minta petunjuk barang yang hilang atau minta dimudahkan jodoh. Tapi akhir- akhir ini, Pak Bahrus lebih dikenal sebagai dukun pengganda uang. Hampir setiap hari tidak pernah sepi dari tamu. Tamunya bukan orang sembarangan untuk ukuran masyarakat desa. Tampak dari penampilannya, mereka orang-orang berada, pakaiannya serba necis, parlente. Mobil yang terparkir di depan rumah Pak Bahrus, bagus-bagus.
Aku pernah diajak pamanku yang datang dari kota untuk minta tolong kepada Pak Bahrus. Waktu itu, tamu yang ingin menggandakan uang, seperti pamanku, dipersilakan masuk ke dalam kamar khusus. Semerbak harum aneka kembang yang biasa dibawa ziarah kubur menyeruak di dalam kamar, ditambah bau kemenyan, menambah magis suasana. Tamu diminta memasukkan uang ke dalam guci, lalu mengucapkan jumlah nominal uangnya yang mau digandakan dengan keras , menghadap ke atas, ke langit-langit kamar. Uang itu nanti dijanjikan akan menjadi berlipat sepuluh kalinya. Setelah Pak Bahrus komat-kamit membaca mantra di depan guci, sejenak kemudian lampu kamar tiba-tiba padam. Lalu berhamburanlah sejumlah uang dari atas langi-langit kamar seperti hujan turun dari langit. Lampu menyala, tamu dipersilakan memungut uang yang berserakan di lantai, dan menghitungnya. Benar, uang itu jumlahnya sepuluh kali lipat dari yang dimasukkan ke dalam guci. Dan yang menakjubkan, ternyata uang hasil penggandaan itu asli, langsung dapat dibelanjakan apa saja. Tidak ada satu lembarpun uang yang palsu. Cerita seperti ini menyebar dari mulut ke mulut, menjadikan Pak Bahrus semakin terkenal. Bertahun-tahun Pak Bahrus menekuni keahliannya, sekarang ia menjadi salah satu orang terkaya di desanya.
Hari itu di halaman rumah Pak Bahrus sangat ramai orang. Ada beberapa mobil terparkir di samping rumah. Orang-orang bergerombol. Seperti ada sesuatu yang sangat serius sedang dibicarakan. Mereka seperti sedang berdemo. Tuntutannya adalah pengembalian sejumlah uang yang telah dimasukkan ke dalam guci, tapi belum mendapatkan hasilnya. Anehnya, ada beberapa orang polisi yang tampak mondar mandir di rumah Pak Bahrus. Dua orang polisi keluar rumah sambil menyeret kompresor besar lengkap dengan selang anginnya yang panjang. Sejenak kemudian muncul Pak Bahrus dan Marto dengan tangan diborgol didampingi dua orang polisi berpakaian preman keluar dari pintu tengah. Delima menangis histeris, meronta-ronta, memeluk bapaknya, tidak mau ditinggal. Pak Lurah tergopoh-gopoh menghampiri polisi, " mohon ijin Ndan, apa yang terjadi?". Polisi muda yang gagah itu setengah merangkul Pak Lurah, diajak menepi, lalu menjelaskan, " ada bukti permulaan yang cukup, ada unsur penipuan . Pak Bahrus dibantu Marto menggunakan kompresor dari kamar sebelah disambungkan ke selang untuk meniup tumpukan uang di langit-langit kamar, sehingga memberi efek hamburan uang seperti hujan yang turun dari langit". Pak Lurah manggut-manggut. " Modus baru, suatu kombinasi yang sempurna , teknologi perdukunan", gumam Pak Lurah. Suasana berangsur sepi. Orang satu-persatu pulang, tinggal Delima yang masih terus menangis di pintu tengah rumahnya. Aku memandanginya dari jauh. Bagaimana dia akan menjalani kehidupannya ke depan, jika bapaknya harus dipenjara dalam waktu yang lama. Harus ada orang yang menguatkan semangat hidupnya, pikirku. Ada rasa kasihan yang teramat dalam di hati.(rik).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wah saya belum sempat ikut menggandakan, sudah dijemput polisi. Keren Pak.
Ha..ha. Jangan bu. Terima kasih, sudah mampir....
Marto itu nama bapakku,,,,kereenn deh. Salam buat delima
Ha..ha..maaf bu, tak sengaja. Kalau ketemu Delima, akan saya sampaikan. Terima kasih bu, sudah berjunjung