AKU DAN DUNIAKU
Pagiku disambut dengan tawa riuh anak anak yang berkejaran menghampiriku. Bu guru..bu guru...sambil berlarian beriringan mereka menuju kearahku. Tas punggungku langsung diminta dan dibawakan oleh mereka, tangan mungil mereka sudah menggandengku dikiri dan kanan tanganku. Senyum mereka tak kan pernah kulupakan dan sudah menjadi rutinitas pagiku selama berada disekolah ini. Memori itu membawaku kemasa kuliahku. Saat itu, aku diberikan tugas oleh dosenku untuk melakukan penelitian di sebuah sekolah di Malang selama kurang lebih satu bulan.
Pada awalnya aku ragu karena tidak ada basic mengajar atau berkecimpung dalam dunia pendidikan dan memang aku tidak mengambil jurusan pendidikan. Namun kesempatan itu ku ambil karena untuk menambah pengetahuanku juga ingin melihat sisi lain dari dunia pendidikan. Selama satu bulan itu aku mengabdikan diriku untuk menemani anak istimewaku disekolah tersebut. Tidak sampai disitu, aku juga diharuskan untuk mengikuti aktivitas mereka dirumah, sehingga tahu kondisi mereka satu persatu.
Di SLBN tuna grahita di wilayah Malang tempatku melakukan penelitian, dan cerita ini dimulai. Bel berbunyi, tepat pukul tujuh aku menyusuri lorong kelas menuju kelas 4. Gaduh, tak terkontrol, kesan pertamaku sampai dikelas ini. Kemudian aku diperkenalkan oleh salah satu guru. Ini guru baru kalian anak anak, dengan pelan disampaikan oleh guru Sutami pendampingku selama di disekolah ini, setelah itu tak lupa akupun memperkenalkan diri sambil mencoba mengenal satu satu mereka. Ojo kanget ya bu beginilah anak-anak disini, ilmunya cukup satu telaten, bu Sutami berujar. Kesan pertama yang kuperoleh dari kelasku ini adalah nano nano (kayak permen itu loh manis asin asem rame rasanya). Dikelas ini tingkat intelegensi beragam mulai dari anak yang slow learner sampai dengan anak yang imbisil (baca IQ diantara 70-30).
Sudah beberapa hari aku menemani hari-hari anak-anak istimewaku. Dan entah kenapa kami sudah sangat akrab dan komunikasi sudah sangat baik. Tiap hari ada saja tingkah polah mereka yang membuatku semakin ingin menyelami dunia mereka. Ada kebiasaan yang unik dari mereka, bahwa ketika mereka merasa mengenal dan dekat maka tingkat kecemburuannya semakin tinggi. Itu pula yang terjadi padaku, beberapa kali sempat mereka bertengkar karena memperebutkanku. Lucu kedengarannya memang tapi itulah adanya. Semua kurangkul karena memang mereka adalah anak anak yang luar biasa dan istimewa.
Dari merekalah aku belajar tentang artinya mensyukuri nikmat Allah. Kita masih diberikan kelengkapan fisik dan terlahir normal. Namun seringkali kita masih mengeluh dan mencela nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita. Dari merekalah aku belajar artinya mencintai. Karena mereka meluapkan perasaannya apa adanya. Dari merekalah aku belajar artinya ketulusan, karena hati mereka tak ternoda tanpa pamrih.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
asik
Mantap bu
Terimakasih semua, jadi semangat menulis lagi
Dunia anak penuh warna ,ingin disayang? Masuklah kedunia anak,jangan mencoba membawa anak kedunia kita, tidak akan ketemu ujungnya.
Semakin mantap
Bagus, Bu. Cerita seperti ii, banyak yg menunggu, termasuk saya. Lanjut, Bu