Riril Ariani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SEBUT SAJA BAMBANG

SEBUT SAJA BAMBANG

Sebut saja Bambang, akan kuceritakan secuil kisah tentang dia. Kala itu, Bambang bersekolah disebuah sekolah menengah di pinggir timur kabupaten Jember. Sebenarnya tidak banyak yang spesial dari “Bambang” ini. Terlahir sebagai anak pertama dari empat orang bersaudara. Ayahnya meninggal sejak dia kelas lima SD. Waktu itu, andai dia tidak dipaksa oleh guru SD nya melanjutkan sekolah, pasti dia sudah merantau ke Bali dan sudah bekerja sebagai kuli bangunan, karena memang dia sudah sempat bekerja sebagai kuli bangunan selama setahun di kota itu.

Tidak banyak bicara, sopan dan terlihat dewasa dari teman lainnya. Secara memang dia lebih tua dua tahun dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Baju terlihat agak kucel karena memang dirumahnya dia tak punya seterika. Jadi wajar saja seragam seadanya saja, yang penting bersih..katanya.

Kemampuan dalam memahami pelajaran tak terlalu menonjol. Biasa-biasa saja tak ada yang istimewa. Pekerjaan rumah terkadang sering lupa dia kerjakan, jadi ya tidak terlalu istimewa dari sisi akademiknya. Beberapa kali dia alpa (tidak masuk sekolah tanpa alasan). Bukan karena orang tuanya tidak bisa menulis atau tak tahu aturan sekolah, namun karena tidak ada teman yang dititipinya. Sudah dicarikan solusi dengan membuat surat susulan namun tetap saja ketika tidak masuk selalu tanpa keterangan.

Hampir seminggu sudah dia tidak menunjukkan batang hidungnya disekolah. Kutanyakan kepada teman-temannya tak ada yang tahu kemana Bambang. Sampai pada saat itu kukunjungilah rumahnya. Dengan dibantu teman terdekatnya, akupun telah sampai dirumah Bambang. Tertutup waktu itu rumahnya, kuucapkan salam, namun tak ada sahutan dari dalam rumah. Beberapa lama aku menunggu Bambang atau keluarganya datang, kulihat disekitarnya, ternyata memang jarak rumah dan tetangganya lumayan jauh. Setelah beberapa lama seorang ibu yang kurus dengan membawa anaknya yang masih kecil tiga tahunan datang membawa pakis (sayuran yang dicari dihutan) di gendongannya.

Ibunyapun menyapa dengan hangat, dan menyuruhku masuk kerumahnya. Rumah yang sangat sederhana buatku. Mirip seperti kandang sapi, gubuk lebih tepatnya. Hanya ada satu kamar dan ruang tamu dari bilik bambu seadanya. Kamar mandi dibelakang itupun hanya ada timba bekas cat dan gayung dari mangkuk plastik. Dapurnyapun diluar rumah ditutupi seng bekas, dengan tungku perapian dari kayu. Kuutarakan maksud dan tujuanku datang kerumahnya. Ibu itu mendadak menangis dan meminta maaf kepadaku. Sambil tersedu sedu ibu itu mengutarakan alasan kenapa Bambang tidak masuk sekolah seminggu lalu.

Bambang dipaksa keadaan menjadi kepala rumah tangga. Dia terpaksa bekerja sebagai penjaga kandang ayam milik peternak ayam didesa sebelah. Dia bekerja pada malam hari mulai habis magrib sampai dengan pukul enam pagi. Tidak ada tenaga untuk sekolah karena sepulangnya bekerja dia tidur dan kadang masih membantu ibunya mencari “pakis” dihutan, ibunya menjelaskan padaku. Serontak hatiku kaget dan juga kasihan melihatnya. Anak yang seharusnya masih sekolah dan bermain dengan teman-teman seusianya, diharuskan mencari tambahan uang untuk kebutuhan dia, ibu dan adik-adiknya.

Pekerjaan barupun kumulai untuk menyelamatkan anak-anak dari ketidakadilan keadaan. Semoga apa yang kau korbankan untuk keluargamu menjadi jalan menuju kesuksesanmu kelak, nak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sumangat... terimakasih Bu ning

21 Jan
Balas

Bambang ... semangat ya...Bu Riril ... semangat juga ya

21 Jan
Balas



search

New Post