Pagi ini Mama memandikan Chika, karena rambut Chika sudah kotor maka Mama hendak membersihkan rambut Chika. "Ayo Chika sekalian keramas karena rambut Chika sudah kotor," kata Mama. Tapi Chika bandel, ia tak mau dikeramasi Mama. "Biar saja Mama, aku gak mau kedinginan," jawab Chika. Mama geleng-geleng kepala. Pagi itu Chika mandi menggunakan air hangat. Entah mengapa setiap kali diajak keramas oleh Mama selalu ada seribu alasan Chika untuk menolaknya, hingga rambut Chika terlihat lepek.

Keesokan harinya, saat Chika sedang mewarnai sebuah gambar kartun, ia merasakan rambutnya gatal luar biasa. "Iiih gatal sekali rambutku," gerutu Chika. Karena tak tahan, maka ia memanggil Mama. "Mamaa, rambutku gatal sekali," teriak Chika tak tahan sambil terus menggaruk-garuk kulit kepalanya. Mendengar teriakan Chika, Mama tergopoh-gopoh datang. Dilihatnya rambut gadis kecilnya. "Masha Allah, bagaimana tidak gatal kepalamu Nak, ada kutu di rambutmu niih, banyak telur kutu menempel di pangkal rambut," tambah Mama. Chika hanya termenung menyesali diri selalu menolak jika diajak keramas oleh Mama.

Mama segera mengambil sisir kutu dan menyisir di atas sebuah kertas putih. Dan benar saja beberapa ekor kutu rambut berjatuhan. Chika merasa jijik. Maka Mama mengajak Chika untuk keramas, setelah kering, rambut Chika diberi obat kutu dan ditutup menggunakan tutup kepala yang terbuat dari plastik. Setelah beberapa jam, rambut Chika dikeramasi. Ternyata, kutu rambut berjatuhan mati saat diguyur air. Rambut Chika kini terasa ringan, tak lagi merasakan gatal-gatal yang tak tertahankan. Kini Chika berjanji kepada Mama untuk rajin membersihkan badan dan rambutnya agar terhindar dari serangan kutu rambut.