JARANAN SENTHEREWE
Kesenian jaranan telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Khususnya Jaranan Sentherewe yang berasal dari Tulungagung. Kesenian ini lahir sejak zaman kerajaan kuno Jawa Timur ratusan tahun yang lalu sehingga menjadi tradisi leluhur masyarakat Jawa Timur. Grup Jaranan Sentherewe yang beranggotakan masih anggota keluargaku yaitu enam orang penari, para nayogo, dan satu pawang sudah lama berkiprah di dunia kebudayaan daerahku. Grup JS Campursari sudah melekat di hati masyarakat. Jika ada acara HUT kemerdekaan RI, pitonan, tedak sinten, khitanan, dan pernikahan, kami selalu dipanggil untuk mentas.
Semenjak adanya pandemi covid-19, pamor Grup JS Campursari semakin meredup bahkan semakin gelap tak tahu cara membuat bersinar kembali. Berbagai pentas yang mengundang kerumunan dilarang oleh pemerintah. Kami hanya bisa pasrah sambil menunggu keajaiban. Pelan-pelan kami beralih profesi. Ada yang beternak kambing, menjadi tukang bangunan, hingga menjadi buruh serabutan. Di antara kesibukan masing-masing, terkadang Grup JS Campursari masih menyempatkan diri berlatih mengasah kemampuan berbudaya. Kerinduanku pada dunia pentas semakin membuncah.
Saat ini PPKM sudah dilonggarkan, Grup JS Campursari pelan-pelan mulai menerima job pentas. Hari ini aku dan kru JS Campursari pentas di rumah Pak Darmo dalam acara khitanan cucunya, Romi. Grup JS Campursari tampil menari dengan dimamis, luwes, dan berenergi. Kuda bambu berwarna putih kutunggangi dengan penghayatan. Aku menjadi sosok yang berani, kuat, dan pantang menyerah. Kesan magis mulai merasukiku. Pertarungan antara kebaikan dan keburukan membelengguku. Alunan kenong, gong, terompet, dan kendang semakin rancak. Akupun ndadi. Aku mengaum menirukan suara harimau, berguling-guling di tanah bahkan memakan genting. Pawang mbah Mijan dengan sigap merangkulku, membisikkan mantra di telingaku. Tubuhku berkelejot. Asap membubung keluar dari tubuhku. Nampaklah bukti dunia nyata dan dunia ghaib hidup berdampingan, sedekat urat nadiku.
sumber https:/brisik.id
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Perlu dilestarikan tradisi tersebut dan diperkenalkan kepada generasi muda sekarang.
Betul sekali Pak Andi. Saya merasa tersanjung mendapat apresiasi dari Pak Andi. Sukses untuk Pak Andi.