KAMBING KURBAN MILIK MAK YAH
Sore ini Mak Yah pulang ke rumah. Seharian memulung keliling pasar, hingga perumahan telah membuahkan rezeki. Rezeki yang tak seberapa tapi mampu menghidupinya. Suaminya tiga tahun lalu telah menghadap ilahi. Tak satupun anak lahir dari rahimnya. Ia sempat membesarkan keponakan dari pihak suaminya hingga berumah tangga dan kini ikut suaminya.
Pernah anak angkatnya mengajaknya hidup serumah di lain kota tapi Mah Yah menolak karena ia tak ingin meninggalkan rumah penuh kenangan bersama almarhum suaminya. Kini ia hidup sebatang kara. Untunglah fisiknya masih sehat dan tetangga semua menyayanginya. Ada saja kiriman dari tetangga berupa sembako atau sayur-sayuran.
Malam itu Mak Yah mengangkat celengannya dan mulai mengisi beberapa lembar lima ribuan. Sudah hampir setahun ia menabung lembar demi lembar di celengan itu. Niatnya hanya satu, ingin membeli satu kambing kurban agar dapat disembelih di masjid dekat rumahnya. Bulan Zulhijah telah tiba, Mak Yah yakin celengannya sudah dapat dibelikan seekor kambing kurban. Benar juga, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, Mak Yah menghitung lembaran uang dari celengannya. Subhanallah, uang memang pas untuk membeli seekor kambing kurban. Air mata penuh rasa syukur berlinang, Mak Yah telah berhasil mewujudkan niatnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang indah. Kerennn
Cerita yang menginspirasi bunda. Luar biasa
Ulasan yang menawan. Sukses Bunda. Jadi seperti Idul Adha rasanya
Persiapan ya Bunda. Semoga Bunda terhibur. Sukses untuk Bunda Fairuzah.
Alhamdulillah.. akhirnya terwujud impian Mak Yah.... salam cinta.
Semoga berkah Bu Ririn.
pentigraf yg keren.... salam
Terima kasih sudah setia membaca karya saya. Sukses untuk Pak Siswandi.
Air mata penuh rasa syukur berlinang, Mak Yah telah berhasil mewujudkan niatnya.Keren Bund. Sukses sll
Cerita yang sangat menginspirasi. segat selalu bubda Ririn.
Keren menewen bunda Ririn, sudah saya follow. Semoga sukses dan sehat selalu bersama keluarga tercinta bunda Ririn